Gambar HPPMI KUNJUNGI DESA TERPENCIL

HPPMI KUNJUNGI DESA TERPENCIL

UIN ONLINE -- Tim Observasi Bina Desa yang dibentuk Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia (HPPMI) Maros Komisariat UIN Alauddin mengunjungi salah satu dusun yang cukup terpencil di pedalaman Kabupaten Maros.

Tempat berhawa sejuk dan berada di area pegungungan itu dikenal dengan nama Dusun Holiang, Desa Cenrana Kecamatan Camba Kabupaten Maros. Meski menyimpan keindahan alam yang eksotik dan mempesona, namun tempat itu termasuk susah diakses karena masih jalan setapak dan pengerasan, serta hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Itupun jika tidak hujan.

Ketua HPPMI Maros Kom. UIN Makassar, Muhammad Asyraf kepada Maros FM, selasa (22/11/2016) menceritakan beberapa hal yang memprihatinkan di dusun tersebut yakni kondisi masjid, sekolah, akses jalan dan ketersediaan bibit.

Asyraf menjelaskan masjid yang ada terbuat dari batu dan kayu tetapi sudah rapuh. Hanya ada sebuah sajadah tua dan beberapa lembar karpet. Sementara Kitab Suci Al-Quran yang biasanya ditemukan di Masjid-Masjid pun hanya ada 3 buah dan itupun sudah lapuk dan hampir tidak bisa terbaca dengan jelas.

Selain itu, kondisi Sekolah Dasar yang terdapat dalam dusun tersebut yakni SDN 144 Holiang juga memprihatinkan.

SD yang hanya memiliki 35 siswa tersebut hanya terbuat dari bangunan kayu  yang terdiri dari 2 bangunan utama yang dibatasi dinding tripleks yang sekaligus memisahkan antara ruang guru dan kelas yang disekat-sekat hingga mencukupi 6 kelas.

Minimnya stok buku juga membuat siswa ketinggalan pelajaran. Buku yang dipakai siswa bahkan ada buku terbitan awal 2000-an yang sudah dimakan rayap. Hanya ada beberapa buku terbaru yang sangat terbatas jumlahnya. SD ini pun satu-satunya sekolah yang masih menggunakan papan tulis dan kapur.

Menurut Asyraf, keadaan yang membuat dusun tersebut tertinggal juga kelihatan dari warga yang masih mengunakan bahan bakar kayu untuk memasak. Warganya pun mayoritas belum mengetahui bahasa indonesia dan sehari-hari hanya menggunakan bahasa bugis. Serta banyaknya anak putus sekolah karena kebanyakan orang tua lebih memilih anaknya menjadi petani dan beternak dibanding bersekolah.

Asyraf menjelaskan akan kembali ke dusun tersebut untuk melakukan bakti sosial sehingga mengajak dermawan yang ingin ikut berpartisipasi menyumbangkan buku-buku anak, Al-Quran, Sajadah dan lain-lain dengan menghubungi : 082349110225

 

Previous Post UIN Alauddin Makassar Gelar Upacara Peringatan Harla Pancasila
Next Post Dosen Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Jadi Narasumber Sekaligus Juri Pada Lomba Perpustakaan Desa di