Gambar 355 Peserta Ikuti Seleksi Masuk Universitas ke Timur Tengah di UIN Alauddin

355 Peserta Ikuti Seleksi Masuk Universitas ke Timur Tengah di UIN Alauddin

UIN Online - Sebanyak 355 peserta mengikuti seleksi beasiswa dan non beasiswa program S1 Perguruan Tinggi Luar Negeri untuk negara kawasan Timur Tengah di Laboratorium Komputer, Lantai 4 Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Alauddin Makassar, Minggu (16/06/2019). Ada tiga pilihan negara tujuan kuliah, yaitu Mesir, Sudan dan Maroko.

“Secara Naional, jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 5,613 orang tersebar di 15 lokasi. Khusus di UIN Alauddin yang mendaftar 365. Namun, yang ikut tes hanya 355 peserta,” ucap Kepala UPT Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) UIN Alauddin Makassar, Dr Hj Djuwairiah Akmad M Pd., M TESOL.

Seleksi terbagi dalam 2 bentuk. Pertama, tes kemampuan Bahasa Arab secara online (e-test). Mahasiswa menyetujui lulus mendapatkan nilai minimal 70%. Tahap kedua, wawancara tatap muka. Peserta akan dites kemampuan percakapan Bahasa Arab dan hafalan Alquran minimal 2 juz.

Koordinator kegiatan seleksi Iwan Yusuf menyatakan, pemilihan peserta kedua hanya diikuti peserta yang telah lulus pertemuan pertama. Seleksi kedua dilaksanakan di Jakarta. Pengumuman pemilihan pertama akan diumumkan pada 22 Juni 2019 melalui situs web: diktis.kemenag.go.id .

Para peserta akan memperebutkan 50 kuota beasiswa Al Azhar Mesir. Kuota ini terdiri dari 20 kuota Kementerian Agama, dan 30 kuota Pemerintah Mesir. Selain itu, ada juga 750 non beasiswa kuliah di Al Azhar, Mesir.

Untuk beasiswa kuliah di universitas di Sudan, Kemenaga menyediakan 50 kuota. Sedang di Maroko, Kemenag siapkan beasiswa sebanyak 15 kuota.

“Kami berharap para peserta bisa lulus ujian dan bisa lulus pendidikan di kampus yang selama ini menjadi harapan mereka,” kata Agus dilansir dari kemenag.go.id.

Sekadar diketahui, tes tahun ini berbeda dengan sebelumya. Kali ini, menggunakan sistem online atau E-Test TOALF (Test of Arabic as a Foreign Language). Sistem ini berupa software yang dikembangkan di Jerman dan sudah digunakan sekitar 40 lebih negara, sedangkan tahun sebelumnya menggunakan sistem manual atau tes tulis dan wawancara.

Previous Post Kebijakan Rektor, Hanya 31 Mahasiswa FEBI UIN Makassar Diwisuda
Next Post Tingkatkan Status Akreditasi, Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Makassar Susun ISK