Gambar WAJAH SEGALA ARAH

Tulisan ini dinukil dari Kitab  Al-Futuhat al-Makkiyyah karya Ibn Arabi sebagai berikut:

Rasulullah Saw. bersabda: 

“Sesungguhnya aku bisa melihat kalian dari belakang punggungku.”

Di sini Nabi Saw. menyatakan bahwa beliau bisa melihat apa yang ada di belakangnya karena ḥāl dan maqam beliau, maka sifat “kepenghadapan wajah ke segala arah” (wajhiyyah) terafirmasi bagi beliau. 

Hanya saja, beliau menyebutkan “belakang” dan “punggung” lantaran sisi manusiawi beliau, karena para sahabat tidak bisa melihat bagaimana Nabi  Saw. melihat mereka, dan yang mereka lihat hanyalah bagian belakang dan punggung beliau. 

Ketika aku (Syaikh Ibn Al-'Arabī ra.) mewarisi maqām ini dari Rasulullah Saw. dan hal ini terjadi kepadaku, aku sedang shalat bersama orang-orang di Masjid Al-Azhar kota Fez. 

Saat aku memasuki mihrab, tiba-tiba keseluruhan diriku menjadi satu mata, hingga aku bisa melihat ke segala arah sebagaimana aku melihat kiblatku. Tidak ada satu pun yang luput dari pandanganku, baik orang yang masuk maupun keluar dari jama‘ah dan setiap orang yang ada di dalamnya. 

Bahkan sepertinya ada satu orang yang telat dan hanya mendapati satu raka‘at namun ia lupa jumlah raka‘atnya. Setelah mengucap salam aku menghadap kepada jama‘ah untuk berdoa, dan kulihat orang itu menyempurnakan apa yang tertinggal tapi kurang satu raka‘at. Aku mengatakan kepadanya, “Engkau kurang ini dan itu.” Lalu ia menyempurnakan shalatnya dan teringat.

Kata Hazrat Inayat Khan, ini adalah ilmu para wali. Para wali itu sebenarnya, tidak berusaha mengetahui rahasia tersembunyi dari orang-orang. Tapi, organ tubuh dari orang-orang itu yang berbicara kepada para wali.
Agak sedikit berbeda dengan ilmu gramofoploogi yang sekarang orang pelajari. Dengan gramopologi, karakter seseorang bisa diketahui lewat tulisan tangan dan tanda tangannya.