Namanya Abdullah Yusuf Ak. Kemampuan bahasa Arap dan Inggrisnya tidak diragukan lagi. Berbekal penguasaan bahasa yang menonjol ia berkeliling Eropa. Itulah momentum paling penting dalam hidupnya. Dimulai dari London, Yusuf Ali yang terlahir di Bohrah, Bombay India, 14 April 1874 ini memperkenalkan Al-Qur''an kepada masyarakat.
Pada tahun 1953 ia mulai menerjemahkan Al-Our'an ke dalam bahasa Inggris dan selesai empat tahun kemudian. Bersama karya Mohammad Marmaduke Pitcthall, The Meaning of Glorios Qur'an, terjemahan Al-Our'an karya karya Yusuf Ali, The Holy Our'an: Text, Translation and Commentary, tercatat sebagai terjemahan Our'an yang paling banyak dibaca oleh warga dunia. Hingga saat ini, sudah sepuluh penerbit yang menerbitkan dan mencetak ulang The Holy Our'an.
Selain prestasi gemilang itu, Yusuf Ali ternyata menyimpan misteri pribadi yang memprihatinkan. Menurut MA Sherif, penulis biografi Yusuf Ali, sejak kecil Yusuf Ali berambisi untuk mendapat gelar kehormatan dari kerajaan Inggris. Ia ingin seperti Sayyid Ahmad Khan, bahkan mengalahkannya. Yusuf Ali menggunakan nama Abdullah Khan Bahadur —gelar kehormatan bapaknya—untuk mendaftarkan diri ke Camdridge University, Lincoln ini di London, sama seperti ketika ia mendaftarkan diri di Indian Civil Service.
Ketika mendapat tempat di kerajaan Inggris, Yusuf Ali menganggap kesetiaan kepada kerajaan sebagai sesuatu yang penting, sementara agama adalah persoalan pribadi. Tidak sampai di sini, Yusuf Ali bahkan berani mengawini perempuan Inggris di sebuah gereja di Inggris. Kecerobohan Yusuf Ali dimanfaatkan kerjaan Inggris dengan baik. Ketika menyadarinya ia segera dibuang. Yusuf Ali merasa dirinya gagal. Istri kabur dan berselingkuh dengan laki-laki lain. Anak-anaknya pun meninggalkannya dan mengantarkannya pulang ketika hendak mengundurkan diri dari ICS. Kekecewaan Yusuf Ali ke kerajaan Inggris memuncak ketika ia mengetahui bahwa Inggris telah mengkihianati perjanjian dangan Dunia Arab di Palesatina.
Dalam kehinaan dan kesedihan yang mendalam, pada musim dingin 1939 Yusuf Ali hijrah ke Kanada, Pada bulan Desember tahun yang sama, ia membuka masjid pertama di Kanada, di wilayah Edmanton, yang diberi nama Masjid Al-Rasyid. Di depan publik Muslim Kanada, Yusuf Ali terkesan sebagai muslim yang baik. Namun menurut Sherif, secara pribadi ia merasa telah gagal. Yusuf Ali merasa hidupnya sendirian dan karenanya ia menjadi penyendiri.
Saat wafat pada tanggal 10 Desember 1953 & yang menyedihkan, kacau dan kehilangan orientasi. Polisi menemukan Yusuf Ali tergeletak di sebuah rumah. Penerjemah Al-Qur'an terkemuka itu meninggal saat dilarikan ke nunah sakit. Ia dikuburkan di Brookwood, Surrey, dekat Woking, tempat dimakamkannya Mohammad Marmaduke Pitckthall. MA Sherif mengemukakan, Yusuf Ali tidak mempelajari sedikitpun dari Al-Our'an untuk dirinya sendiri. Upgrade niatmu mulai saat ini. Karena the power of niat ini yang akan menentukan arah dalam menggapai impian-impian kita. Niat sebagai unsur pokok dalam melakukan sesuatu, keberadaannya yang sangat penting harus kita perhatikan dalam diri, karena dengan niat apapun bisa terjadi dalarn diri kita. Hangatkan harapan dengan terus melibatkan Allah dalam setiap langkah-langkah yang kita susun. Yakinlah, ketika kita telah memperbaiki niat dan membawa Allah untuk menemani ikhtiar kita, maka Allah akan membuka rida makhluk dan semesta-Nya, sehingga jalan kita dalam mewujdukan harapan dan impian akan diterangi cahaya berkah dan rahmat-Nya insya Allah.