Gambar UMUR

 

Panjang umur, siapa yang tak ingin?
Kita sering memohon, "Semoga panjang umur, dan sehat selalu." Tapi pernahkah kita bertanya: untuk apa umur itu dipanjangkan?

Secara ilmiah, rata-rata manusia hidup sekitar 73 tahun di dunia. Di Indonesia, sekitar 71 tahun. Tapi data mencatat satu manusia bernama Jeanne Calment hidup hingga 122 tahun. Umur terpanjang yang pernah dicatat.

Umur adalah untaian waktu. Umur bukan hanya soal angka. Ia adalah amanah, dan setiap detiknya akan dimintai pertanggungjawaban.

“Setiap umat mempunyai ajal. Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) memajukannya.”
(QS. Al-A’raf: 34)

Kita tak bisa menawar waktu. Tapi kita bisa memaknai setiap waktu. Menciptakan peluang2 kebaikan. Dimana saja dan kapan saja. Kita sama2 diberikan 24 jam dalam 1 hari. Namun sayangnya, kebanyakan dari kita lalai dengan waktu. 

"Umur dibatasi oleh kematian". 
Namun sejatinya, ada manusia yang telah mati meski ruh masih tinggal dalam tubuhnya.
Ia adalah manusia yang gelap hatinya, kasar lisannya, dan mati akalnya.

Sebaliknya, ada pula manusia yang telah wafat, namun semangatnya seolah masih hidup dan membersamai.

Dialah insan yang seolah abadi di dunia—karena kebaikannya tak pernah benar-benar pergi.

Ia yang senantiasa menebar manfaat, menanam kasih sayang, menyiram kebaikan dimanapun ia berpijak.

Hingga kenangan tentang dirinya tetap hidup dalam benak setiap orang yang pernah disentuh oleh cahaya amalnya

Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya.” (HR. Tirmidzi)
Dan,  pada akhirnya, bukan seberapa lama kita hidup, tapi seberapa dalam kita memberi arti dalam kehidupan.