Seorang ulama bercerita bahwa pada suatu ketika dia berjumpa dengan seorang perempuan. Ulama itu pun memadang perempuan tersebut, Rupa-rupanya, perbuatan membuat hatinya risau. Dia lalu berdoa, “Ya Allah, Engkau telah menjadikan penglihatanku ini sebagai nikmat untukku. Akan tetapi, aku khawatir penglihatan itu menjadi petaka bagiku. Oleh karena itu, ambillah penglihatan ini dariku," Setelah mengucapkan doa itu, seketika ulama tersebut menjadi buta.
Sejak saat itu, setiap kali dia pergi ke masjid, keponakannya yang masih kecil menuntunnya. Setelah mengantarnya sampai di masjid, bocah itu langsung pergi berrnain bersama anak-anak lain dan meninggalkannya. Ketika ulama itu ada keperluan tertentu, dia memanggil keponakannya lagi untuk kemudian memenuhi keperluannya dengan terpaksa sebelum kemudian dia bermain
Suatu hari ketika saat berada di masjid, ulama tunanetra itu merasakan ada sesuatu yang mengitari tubuhnya sehingga membuatnya takut. Dia pun memanggil keponakannya, tetapi bocah itu tidak kunjung menyahut.
Setelah beberapa kali memanggil tanpa ada jawaban, ulama buta itu akhirnya mengarahkan wajahnya ke langit seraya berdoa, “Ya Allah, Tuanku dan Pelindungku, Engkau telah memberiku penglihatan yang kupakai untuk melihat sebagai nikmat dari-Mu untukku. Aku kemudian khawatir jika penglihatan ita menjadi petaka bagiku. Oleh karena itu, aku meminta agar Engkau mengambilnya. Engkau pun mengambilnya. Namun, sekarang aku membutuhkan penglihatan itu. Oleh karena itu, aku memohon kepada-Mu agar Engkau berkenan mengembalikan penglihatanku ini.”
Seketika itu juga Allah mengembalikan penglihatan ulama tersebut sehingga dia bisa melihat lagi. Dia lalu pulang ke rumahnya dengan mata yang dapat melihat kembali.
Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Dikutip dari kitab An-Nawadir karya Syekh Syihabddin Al-Qalyubi