"Barangsiapa menempuh Jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga" HR. Mustim)
Batas akhir seseorang dalam belajar hanyalah kematian. Selama kita masih menginjakkan kaki di atas tanats, maka Kia teras dituntut untuk belajar. Memang, belajar di waktu kecil itu bagai mengukir di atas batu, sementara belajar saat sudah tua bagai mengukir di atas air Tetapi teruslah belajar, meski sudah tidak muda lagi
"Rasulullah SAW: bersabda: Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu - Minta tolonglah kepada Allah, dan jangan malas (patah sernangat) (HR. Muslim)
Apakah kita masih melanjutkan bermalas-malasan dalam belajar agama, padahal semua fasilitas telah tersedia, baca hadis tinggal buka hape, mencari referensi tinggal ke toko buku, atau buka internet. Seharusnya kita malu dengan kisah sahabat, yaitu Jabir bin Abdillah. Mari berkaca kepada sahabat Nabi yang satu ini.
Jabir bin Abdillah berkata, *“Telah sampai kepadaku sebuah hadits dari seorang yang langsung mendengar dari Resulullah Saw, aku pun segera membeli seekor kambing. Aku persiapkan bekal perjalananku, dan aku tempuh perjalanan itu sebulan untuk menemuinya, hingga sampailah aku ke Syam. Tenyata orang tersebut adalah Abdullah bin Unais.” *
Aku berkata kepada penjaga pintu rumahnya, "Sanpaikan kepada tuanmu, bahwa Jabir sedang menunggu di pintu.”
Penjaga itu pun pergi menyampaikan pesannya kepada Abdullah bin Unais, kemudian Unais berkata dengan heran, "Jabir bin Abdillah?” Penjaga pintu pun menjawab, “Ya, benar.”
Kemudian keduanya bertemu dan saling berbagi ilmu.
Untuk mencari ilmu (satu hadits), Jabir bersedia menempuh satu bulan perjalanan yang melelahkan. Tak malukah kita nyia-nyiakan semua kemudahan untuk belajar?
Ah, ilmu tetaplah ilmu, dan jaman memang sudah mengubah segalanya. Demikian gumamku (dalam hati)