Gambar ”TERDZALIMI: Mendulang Hikmah di Balik Derita”


Pernahkah engkau merasa disakiti tanpa sebab?

Pernahkah kau merasa telah berbuat baik, tapi dibalas dengan pengkhianatan yang menggigit tulang?

Mengapa orang yang paling kau bantu justru menjadi orang pertama yang meninggalkanmu?

Mengapa niat tulusmu sering disalahpahami, bahkan diseret dalam fitnah yang kejam?

Apakah dunia ini masih punya ruang untuk keadilan?

Ataukah derita harus dijalani dengan diam, seperti langit yang menangis tanpa suara?


Dan...Apa arti semua ini dalam pandangan Allah?


Apakah kezaliman hanyalah luka, atau ia adalah surat cinta dari langit yang harus dibaca dengan air mata dan iman?


Dizalimi: Ketika Luka Menjadi Jalan Cahaya


Dalam bahasa manusia, dizalimi berarti diperlakukan tidak adil, dilukai, dirampas haknya, atau dijatuhkan martabatnya.

Tapi dalam bahasa langit, dizalimi adalah ujian sekaligus peluang.


Peluang untuk naik kelas ke jenjang kesabaran, keikhlasan, bahkan penghapusan dosa.


Zalim (ظلم) secara bahasa berarti meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Maka orang yang mazhlum (مظلوم) adalah korban dari tindakan tak tepat, tak adil, dan melampaui batas.

إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan beruntung.”

(QS. Al-An’am: 21)


Lantas...Mengapa Allah izinkan seseorang terzalimi?, Apakah Allah diam?, Atau justru Allah sedang menyusun skenario cinta-Nya dalam bentuk yang tak biasa?


Tiga Wajah Kezaliman: Saat Dunia Terbalik


1. Zalim kepada Allah: Saat Makhluk Melupakan Sang Pencipta


Apakah kita hanya melihat kezaliman orang kepada kita, tapi lupa akan kezaliman kita sendiri kepada Allah?

Betapa sering kita abaikan perintah-Nya, lupakan nikmat-Nya, dan sibuk menyembah dunia?

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya syirik adalah kezaliman yang paling besar.”

(QS. Luqman: 13)



2. Zalim kepada Sesama: Luka yang Membekas di Hati Manusia


Apakah kita sadar, bahwa memfitnah, mencuri, mempermalukan, atau mengabaikan hak orang lain adalah bentuk kezaliman yang nyata?


3. Zalim kepada Diri Sendiri: Ketika Kita Merusak Jiwa Sendiri


Pernahkah kita melukai diri sendiri dengan maksiat yang terus diulang?

Tidakkah kita sedang menzalimi diri sendiri ketika menolak taubat dan menunda kebaikan?

وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَـٰكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

“Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.”

(QS. An-Nahl: 118)


Terdzalimi: Tangga Naik ke Sisi Allah


Ketika engkau dizalimi, apa yang kau rasakan?

Sakit? Hancur? Marah?

Itu manusiawi.

Tapi jangan lupa, itulah saat paling dekatnya langit kepadamu.


Rasulullah  SAW. bersabda:

اتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

"Takutlah terhadap doa orang yang dizalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dan Allah."

(HR. Bukhari dan Muslim)


Tidakkah kita merasakan getarannya?

Bahwa Allah mendengar ratapmu.

Bahwa setiap air mata yang jatuh dalam sunyi, ditampung-Nya dalam bejana pahala dan keadilan.


Mencari Hikmah: Apakah Ini Teguran atau Ujian?


Saat kau terzalimi, tanyakan dalam hati:

“Apakah ini cobaan yang akan mengangkat derajatku?”

“Ataukah ini peringatan atas dosa yang kulakukan diam-diam?”


وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

“Dan musibah apa pun yang menimpamu, maka itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.”

(QS. Asy-Syura: 30)




Tetapi...Jangan tergesa menuduh diri.Karena bisa jadi Allah sedang menghapus dosamu lewat kezaliman yang kamu alami.

Bisa jadi Allah sedang mendidikmu lewat ujian yang pahit, agar kelak kau layak menempati tempat yang tinggi di sisi-Nya.


Haruskah Membalas? Atau Memilih Memeluk Maaf?


Boleh jadi kau punya kekuatan untuk membalas. Tapi...Apakah balas dendam lebih indah dari ketenangan batin?

فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ

“Barangsiapa memaafkan dan memperbaiki (hubungan), maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.”

(QS. Asy-Syura: 40)


Umar bin Khattab berkata:

“إذا قدرت على عدوك، فاجعل العفو عنه شكراً للقدرة عليه"

"Jika engkau mampu mengalahkan musuhmu, maka jadikanlah pemaafan sebagai bentuk syukur atas kekuatanmu.”


Doa dan Harapan Orang Terzalimi: Suara Sunyi yang Mengguncang Arasy


Bila tak ada lagi tempat bersandar, langit tetap terbuka untukmu.

Doamu adalah peluru cahaya yang menembus tirai langit, bahkan saat lidahmu kelu.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ الصَّابِرِينَ، وَعَوِّضْنِي خَيْرًا عَمَّا فَقَدْتُ، وَارْزُقْنِي قُرْبَكَ فِي كُلِّ وُجُوهِ الظُّلْمِ الَّتِي تَحَمَّلْتُهَا

“Ya Allah, jadikan aku termasuk orang-orang yang sabar. Gantilah segala yang hilang dariku dengan yang lebih baik. Dan karuniakan aku kedekatan dengan-Mu dalam setiap kezaliman yang kutanggung.”


Terzalimi, Tapi Tidak Terhancurkan


Wahai hati yang pernah dilukai...

Ingatlah: yang membuatmu menang bukan balasanmu, tetapi kesabaranmu.


Yang membuatmu kuat bukan amarahmu, tetapi doamu.

Yang membuatmu tenang bukan lenyapnya musuh, tapi hadirnya Allah dalam jiwamu.

وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ غَـٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّـٰلِمُونَ

“Dan jangan sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang dilakukan oleh orang-orang yang zalim.”

(QS. Ibrahim: 42)




Maka...Jangan biarkan kezaliman menghancurkanmu, biarlah ia membentukmu.


Jangan biarkan luka membuatmu membenci hidup, biarlah ia mendewasakan cintamu kepada Allah.Karena di balik tirai penderitaan, ada cahaya hikmah yang sedang menunggu untuk ditemukan.


Pada akhirnya, hidup bukan tentang seberapa sering kita tersenyum di atas panggung dunia, tetapi seberapa kuat kita berdiri saat dipukul badai yang tak kita undang.


Kezaliman, meski pedihnya menyesakkan dada,bisa jadi adalah rahmat yang disamarkan dalam luka.


Bukan karena Allah tak peduli,

tetapi karena Allah ingin menjadikanmu istimewa di hadapan-Nya.


Tak selamanya air mata berarti kelemahan.Kadang, ia adalah bahasa paling jujur dari hati yang diuji dan doa paling kuat yang ditulis dengan perih, bukan pena.


Tersakiti bukanlah aib.Dizalimi bukan tanda kehinaan.

Karena dalam catatan langit,

orang-orang yang paling dekat dengan rahmat-Nya adalah mereka yang pernah jatuh,

lalu bangkit tanpa membawa dendam, hanya membawa sabar dan doa.


Maka jika kau hari ini memikul beban yang berat,janganlah meratap dalam sepi,

melainkan bisikkanlah pada hatimu sendiri:


“Tuhanku, aku tak sedang kalah.

Aku hanya sedang Kau latih menjadi hamba yang tak mudah patah."


Biar dunia menilaimu salah.

Biar manusia menutup telinga pada kebenaranmu. Asal Allah memihakmu dalam keheningan malam, maka semua luka akan terbalas,dan semua tangismu akan berubah menjadi tangga menuju kemuliaan.


Karena sesungguhnya...Orang yang terdzalimi, jika ia sabar, jujur, dan tetap menggenggam Allah,

maka ia bukan korban, tapi kekasih yang sedang dipilih langit untuk diangkat derajatnya.# Wallahau A’lam Bis-sawab