Gambar TENAR DI BUMI DAN TENAR DI LANGIT


Ibn “Atha'illah al-Sakandari berkata dalam kitabnya, Lathaif dt-Minan, yang dikhususkannya untuk mengenalkan gurunyg Abuli-'Abbas al-Mursi serta guru dari gurunya, Abll-Hiasan al-Syadizili: 

Guru kami, al-Alim at-AllaImah Saiful-Munazhirin Hujjatut. Mutakallimin Syamsuddin al-Ishbahani dan Syekh al-'Allamah at-Aikf duduk di hadapan Sayyidi Abil-'Abbas al-Mursi untuk belajar serta menerima ilmu darinya dengan bertalaggi langsung kepadanya. Hingga, salah satu di antara keduanya bertanya kepada Syekh Abiil-'Abbas al-Mursi tentang seorang syekh yang mengemuka saat itu, “Tuanku, apakah engkau mengenalnya?” Syekh al-Mursi menjawab, “Aku mengenalnya di sini—seraya menunjuk ke bumi—namun aku tidak mengenalnya di sana—seraya menunjuk ke langit.” 

Bagi orang-orang yang mengimani hal gaib, langit tidaklah terpisah dari bumi. Orang-orang arif melihat hubungan antara langit dan bumi ini sebagaimana kita melihat hubungan antara tanah rumah dan atap rumah. 
Syekh Abdi-Hiasan al-Syadzili mengatakan tentang murid dan penggantinya, Abul-Abbas al-Mursi, "Abul 'Abbis, sejak sampai kepada Allah, tidaklah terhijab. Andai mencari hijab, ia takkan menemukannya. Abal“Abbas lebih tahu tentang jalan-jalan langit daripada tentang jalan-jalan bumi” 

Adakalanya seseorang terkenal di bumi dan terkenal pula di langit, karena amalnya sesuai dengan ilmunya. Adakalanya seseorang tenar di bumi dari barat sampai ke timur, namun ia tak dikenal, tak punya kedudukan, dan tak disebut di langit. Demikian karena penduduk langit hanya mengenal orang-orang yang dicintai oleh Allah. 

Rasulullah saw. bersabda dalam riwayat Imam Muslim, “Sesungguhnya Allah Taala, bila mencintai seorang hamba, memanggil Jibril lalu berfirman: *"Sesungguhnya Aku mencintai si fulan, maka cintailah dia? Jibril pun mencintainya, kemudian menyeru di langit dengan berkata: Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia oleh kalian: Penduduk langit pun mencintainya, kemudian diletakkanlah penerimaan baginya di bumi 

Ketenaran di bumi adalah bagian dari materi bumi, sehingga ketenaran tersebut akan kembali ke tanah. Adapun ketenaran di langit merupakan bagian dari materi keabadian. 
Mengenai kaitan antara langit dan bumi ini, Iman Rabbani Muhammad bin “Ali al-Turmudzi menandaskan, “Seorang wali selamanya berada dalam tirai keadaannya, sementara alam justru mengutarakan kewaliannya, sedangkan orang yang mengaku-ngaku wali mengutarakan kewalian sementara seluruh alam mendustakannya”
Dikutip dari kitab Min Ma'arif al-Sadah al-Shufiyyah karya Syekh Muhammad Khalid Tsabit...