Gambar SINERGI INDRA, AKAL DAN HATI

Maaf, satu pararaf kecil di akhir adalah  tulisan singkat guru saya, Mulyadhi Kartanegara di di status facebooknya.

Boleh jadi kita tidak pernah merasa-rasakan tiga hal penting yang kita miliki ini. Ketiganya penting sebagai sesuatu yang diperlengkapi Allah SWT di dalam tubuh kita. Ia adalah alat epistemologi untuk mengenali sesuatu yang berbeda. Jadi ketiganya perlu diasah dan dipertajam serta disyukuri sebagai pemberiannya ke kita. Salah satu contoh kecil yang biasa salah dipahami oleh pembelajar teologi, misalnya: kenapa Asyari hanya mengenalkan sifat 20, tidak memasukkan sifat Allah misalnya al-wadud ar-rahman, ar-rahim. Mereka tidak paham bahwa yang pertama itu ranahnya akal, sedang yang kedua. adalah ranahnya hati. Karena yang dihadapi Asyari adalah kaum Muta'zilah yang datang dengan kekuatan akal. Jadi mereka juga harus dihadapi dengan kekuatan akal juga. Adalah tidak nyambung, kalau mereka datang dengan kekuatan akal, lantas dihadapi dengan kekuatan hati. Jadi, sebetulnya Asy'ari dengan sifat 20-nya itu sedang merespon kaum  mu'tazilah dengan kekuatan akalnya.

Allah tidak pernah menciptakan sesuatu kecuali memiliki manfaat. Ketika Allah menciptakan indra, akal dan hati untuk manusia, tentu saja mereka punya fungsi yang penting. Indra menguasai wilayah empiris (mahsusat), akal wilayah inteligen (ma'qulat) dan hati wilyah cinta (isq) yang kesemuanya memungkinkan pengenalan objek-objek fisik, imaginal, dan spiritual serta terciptanya sains, filsafat dan tasawuf..