Mingu-minggu terakhir kita sedang demam sepak bola Apakah Euro di Hamburg German atau Copa Amerika Tak peduli remaja dan orang tua Paman saya seorang ulama besar dipercaya memberi pengajian di Masjid Haram Mekah Tetapi dia adalah pecandu si kulit bundar Ketika masih menjadi mahasiswa Satu-satunya hiburan di asrama adalah sepak bola Penghuni asrama datang dari berbagai daerah Mereka calon guru besar di kelak kemudian hari Almarhum Hamka Haq, jika ditanya siapa yang didukung? Jawabannya paling menghibur dan menggoda "Tehniknya bagus dan pintar memasukkan bola," jawabnya Argumennya bagus, tetapi tak masuk akal Sebab sama halnya tidak menjawab pertanyaan Sepak bola ternyata menembus semua aspek: Umur, generasi, gender dan pekerjaan Ternyata di teribun Eropa diisi banyak wanita Semua terbius dan menjadikan penasaran sepak bola Terkadang orang bagadang semalaman karena sepak bola Terkadang orang bersitegang leher karena sepak bola Di kampungku Mandar orang mengeluarkan biaya banyak Sekedar membuat bendera favorit kesebelasan Ternyata sepak bola telah menyihir banyak manusia Kulit bola memang bundar, sulit diduga siapa juara Apalagi ketrampilan semakin merata Siapa duga waktu world cup di Catar Arab Saudi bisa mengalahkan si raksasa Argentina Padahal di situ ada pemain lagendaris Messi Untung masih dalam tahap penyisihan Sehingga masih bisa kampiun juara dunia Ada juga kesebelasan tak mau kalah Ada saja alasannya yang bisa dijadikan argumen Terkadang menyalahkan wasit, "Berat sebelah," katanya Terkadang panitia ikut disalahkan Dari hotel di antar ke lapangan sepak bola Sengaja dibikin capek dibawah keliling putar-putar Maunya ditempuh 10 menit menjadi setengah jam Tidak mungkin kalah kesebelasan saya Pelatihnya saja diimpor dari luar Justru di situlah asyiknya si kulit bundar Karena agak santai, sebaliknya bisa benar-benar
Wasalam, Kompleks GPM, 14 Juni 2024