Syekh Shalih berkata kepada putranya:
“Anakku, apabila telah melewatimu suatu hari dan suatu malam yang pada keduanya agamamu, jasmanimu, hartamu, dan keluargamu telah selamat, maka perbanyaklah bersyukur kepada Allah Taala.
Betapa banyak orang yang agamanya terlepas, kekuasaannya tercabut, tirainya tersibak, dan tulang punggungnya patah pada hari itu, sedangkan kamu sehat walafiat.”
Seakan-akan sang syekh sedang memandang keadaan kita hari ini dan sedang menggambarkan berbagai akibat urusan kita.
Banyak bangsa hidup dalam keamanan serta menikmati keselamatan, kemudian berserulah di antara mereka seorang penyeru kehancuran.
Berubahlah persatuan mereka jadi perpecahan, keamanan mereka jadi ketakutan, dan kemuliaan mereka jadi kehinaan. Jadilah mereka terserak di rimba-rimba bumi, hidup dalam kamp kamp di perbatasan berbagai negara, dan dilemparkan berbagai kebutuhan pokok hidup kepada mereka sebagai bantuan,
Rancangan setan ini tidaklah akan berhasil seandainya tidak terjadi pada diri kita sikap kurang syukur,
Bukankah Sang Hamba Pilihan saw. telah bersabda, “Barang siapa bermalam dalam keadaan aman pada ji. wanya, sehat pada badannya, serta memiliki makanan pokok untuk) harinya, berarti sungguh dunia dengan segala isinya telah dikumpulkan baginya.”
Mesir—sebagai contoh—sebenarnya telah berada di dalam rancangan setan untuk menghancurkan negeri-negeri ini,
Hanya, Allah telah menyelamatkannya dari nasib ini.
Allah mendatangkan untuk Mesir orang besar di antara orang-orang besar-Nya,
Allah meletakkan ruh orang besar-Nya di tangan-Nya dalam rangka menyelamatkan Mesir serta para penduduknya, agar janji-Nya tetap tegak: “Masuklah kalian ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman.
Manakala Mesir melawan rancangan jahat itu, para pemilik rancangan tidaklah tidaklah berputus asa. Mereka terus berusaha dengan jalan menyebar berbagai kebohongan dan rumor supaya orang-orang berubah jadi tidak puas dan menggerutu atas berbagai nikmat Allah.
Apakah mereka akan berhasil??
Tentu saja mereka tidak akan berhasil!
Karena, ada orang-orang yang berzikir kepada Allah serta memuji-Nya, dan mereka ini tidaklah sedikit. Dikutip dari kitab Min Ma'arif al-Sadah al-Shufiyyah karya Syekh Muhammad Khalid Tsabit..