Gambar SENJATA MAKAN TUAN

Seorang anak lelaki masuk ke dalam kebun seseorang, lalu memanjat pohon rambutan dan memakannya. Tiba-tiba sang pemilik kebun datang memergoki sang anak tersebut. Sang pemilik kebun memelototi anak lelaki tersebut. Anak lelaki yang ada di atas pohon itu balik menantang plototan tersebut sambil berkata, "Apa liat-liat haah?"

"Mengapa kaulakukan tindakan yang nyata-nyata melanggar hukum ini? Tidakkah kau takut kepada Allah? Teriak sang pemilik kebun itu.

Anak itu menjawab: "Mengapa harus takut? Pohon ini milik Allah, dan Aku adalah hamba Allah, yang makan dari pohon milik Allah." Apa yang salah? Sergah anak tersebut.

Pemilik kebun itu menjawab, "Tunggu jawabanku."

Setelah anak itu turun, sang pemilik kebun menangkap dan mengikatnya di batang pohon itu, lalu memukuli anak tersebut.

Anak itu berteriak kesakitan, dan berkata, "Tidakkah kau takut pada Allah (Kenapa kau lakukan ini padaku?)"

Pemilik kebun itu menjawab: "Mengapa harus takut? Kau adalah hamba Allah, tongkat yang Aku gunakan memukulimu ini juga milik Allah, dan Aku juga hamba Allah, apa yang salah? Hamba Allah memukuli hamba Allah pake tongkat Allah?"

Demikian satu kisah kecil yang Maulana Rumi gunakan untuk membantah argumen satu aliran Kalam dalam Islam. Aliran ini adalah aliran Jabariah. 

Aliran ini berpandangan bahwa semua perbuatan manusia ini adalah perbuatan Tuhan, tanpa campur tangan usaha manusia sedikitpun di dalamnya. Manusia ibarat wayang yang digerakkan oleh seorang dalang. Kita liat betapa pandangan aliran ini balik menyerang dirinya sendiri, alias senjata makan tuanG? 

Kata Rumi, "Ketika kau mengelak ketika ada yang melempar dirimu, bukti bahwa kau sendiri sudah menyalahi pendapatmu" wahai pemilik pandangan Jabariah.
Wallahu a'lam.