Gambar SEKEPING WASIAT YANG MENENANGKAN

Jarir bin Abdullah berkata, “Tidaklah Rasulullah melihatku, melainkan beliau tersenyum di hadapanku," (Muttafaq 'alaih).

Betapa senyuman Nabi sangat berharga bagi Jarir! Betapa dia sangat bersyukur dan bersuka cita karena menerima senyuman memesona yang merasuk ke lubuk hatinya yang paling dalam. Jarir meriwayatkannya dengan riang gembira, karena Nabi telah memberikan senyuman khusus kepadanya. Senyuman yang telah menawan jiwanya saat itu juga, bahkan hingga terpatri di dalam hatinya.

Lain lagi dengan Rabi'ah bin Ka'b al-Aslami, hadits sekaligus peristiwa yang paling mulia sepanjang hidupnya adalah ketika Rasulullah bersabda kepadanya pada suatu malam, “Apakah engkau memiliki hajat?" Dia menjawab, "menemanimu di surga." Beliau kembali bertanya, "Adakah yang lain?" Dia menjawab, "hanya itu." Beliau berkata, "Bantulah aku dengan cara engkau memperbanyak sujud," (HR. Muslim).

Ucapan itu merupakan kalimat terindah yang pernah Rabi'ah dengar sepanjang hidupnya. Peristiwa teragung dalam hayatnya. Dia tidak meriwayatkan hadits keseharian lain yang juga pernah dia alami. Dia tenggelam dalam peristiwa penuh berkah dan kebahagiaan itu.

Dalam Sunan at-Tirmidzi, Abdullah bin Busr meriwayatkan tentang seorang tua yang diutus untuk menemui Nabi. Orang tua tersebut berkata, "Sesungguhnya syariat Islam sudah terasa berat bagiku. Beritahukan kepadaku sesuatu yang dapat kupegang erat hingga akhir hayat ku." Beliau bersabda, "Hendaklah lisanmu senantiasa lembab/basah karena berzikir."

Orang tua itu pun mengikuti nasihat inspiratif dari Rasulullah yang menjadi kenangan terindah baginya. Dia justru melupakan pesan-pesan yang dia dengar dari kabilah, keluarga, dan kerabat. Sebab, nasihat Nabi bersumber dari wahyu. Dia mempraktikkan pesan Nabi dan menjadikannya sebagai metode hidup sepanjang sisa umurnya.

Demikian juga, Muadz bin Jabal berkata bahwa Rasulullah SAW pernah menggandeng tangannya dan berkata: "Wahai Muadz, demi Allah, aku mencintaimu." Kemudian beliau berkata: "Aku wasiatkan kepadamu wahai Muadz, janganlah engkau tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan, اللهم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك (Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepadaMu serta beribadah kepadaMu dengan baik.) (HR. Abu Daud).

Amr bin al-Ash termasuk sahabat Nabi yang memeluk Islam belakangan. Dia menemui Nabi. Saat berada di hadapannya, beliau bersabda, "ulurkan tangan kananmu, untuk aku baiat." Dia pun mengulurkan tangan kanannya. Lalu menariknya kembali. Beliau berkata, "ada apa denganmu, wahai Amr?" Dia menjawab, "Aku ingin mengajukan syarat." Beliau berkata, "Apa syaratmu?" Dia menjawab, "Aku ingin memperoleh ampunan." Beliau berkata, "Tidakkah engkau tahu bahwa Islam menghapus apa yang telah lalu? Begitu pula hijrah menghapus apa yang telah lalu," (HR. Muslim).