Gambar SEBUAH TANGGAPAN: MISTERI ANGKA 19 II

Tulisan ini adalah kelanjutan dari tanggapan Mursyid thariqah kemarin. Saya kira sangat menarik dan tak terbayangkan sebelumnya. Sangat ingin rasanya menuliskan "kesan" apa dapat saya pahami dan tangkap setelah membacanya. Tapi tidak... Biarlah masing-masing punya persepsi sendiri-sendiri. Mari kita ikuti dan nikmati lebih lanjut...

Semua isi Al-Qur'an, HANYA hendak menjelaskan tentang Bismillàhir Rahmànir Rahìmi.

Lihatlah Al Qur'an telah menjelaskan Bismillàhir Rahmànir Rahìmi  dalam 114 versi yang diejawantahkan pada 114 surat di dalam Al-Qur'anul Karim, oleh karenanya setiap awal surat diawali dengan "pokok permasalahannya" yaitu "Bismillàhir Rahmànir Rahìmi", kecuali pada QS. 9 (Al Bara-ah) karena telah dijelaskan di dalam versi QS. An-Naml yang kemudian pokok itu dijelaskan melalui versi Al-fàtihah, versi Al-Baqarah, sampai versi An-Nàs.

Dimanakah kedudukan Ar-Rahmàn Ar-Rahim di dalam setiap diri manusia..?, jika seseorang manusia memahami dan mengetahui kedudukan itu pada dirinya, maka hiduplah pada dirinya ayat Al qur'an "wa huwa ma'akum aina màkuntum". Di maqam ini, dimana ia telah dipantaskan menggunakan nama Allàh oleh sang empu-Nya nama, jika dia meminta dengan nama-Nya, maka ia pasti diberikan dengan segera.

"Bismillàhir Rahmànir Rahìmi" adalah "perintah kerja" antara Maskulin & Feminin. 

Ar-Rahmàn adalah Maskulin, yaitu "Pemberi", merupakan sifat dari seorang "Ayah", dan Ar-Rahìmi adalah Feminin, yaitu "Penyayang/Pemelihara" merupakan sifat dari seorang "Ibu".

Maka kedalaman rahasia dari "Bismillàhir Rahmànir Rahìmi" adalah rahasia kasih sayang dari "ayah & ibu", dan jika rahasianya demikian, maka konteksnya "Bismillàhir Rahmànir Rahìmi" semata-mata adalah "ANAK".

Ridlà Allàh fiy ridlà walidain,
Kerelaan Allàh di dalamnya kerelaan kedua orang tua (Ayah & Ibu).

Jika berbicara tentang "ayah & ibu", itu berarti konteksnya berbicara tentang anak. 

Sehingga kesimpulan saya dalam keilmuan-Nya, bahwa wahyu pertama yang Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk membacanya saat di Gua Hirà yang di bawah oleh Malaikat Jibril as, adalah "Bismillàhir Rahmànir Rahìmi".

Kenapa saya sebut wahyu pertama, karena "Bismillàh" itu ada "Ar-Rahmàn" sebagai Maskulin, dan ada Ar-Rahìmi sebagai feminin, yang mana kerja keduanyalah yang menjadikan :
Khalaqal insàna min 'alaq " menjadikan manusia dari SEGUMPAL DARAH.

Jika diurut mundur.., selangkah demi selangkah, maka akan didapat bahwa segumpal darah itu terjadi di dalam rahimnya feminin (seorang perempuan), sebelum menjadi segumpal darah, tentulah setetes sperma (manni) dari maskulin (seorang laki2), bagaimana  cara sperma (manni) berada di rahim itu, tentulah ada proses jima' dan selanjutnya.

Artinya pada awal turunnya Al-Qur'an (wahyu pertama) memangnya seberapa urgensinya sih, sehingga Allàh ta'ala harus memulai dengan permasalahan hubungan laki2 dan perempuan melalui indikasi "Alaqah" dimaksud.

Maka untuk memahami "wahyu pertama" yang mengandung "pekerjaan laki2 & perempuan" haruslah memahami apa yang dimaksudkan denga "Bismillàhir Rahmànir Rahìmi", selanjutnya untuk memahami bismillàh tersebut, harus memahami terlebih dahulu "keilmuan Nisà-i" yaitu ilmu tentang laki2 & perempuan. Karena keilmuan Nisài itu WAJIB, sedangkan untuk menjadi sarjana S1, S2, S3, dan sebagainya, TIDAKLAH WAJIB dituntut sebelum mengambil yang wajib dulu (keilmuan Nisài) yaitu ilmu tentang hubungan laki2 dan perempuan, dimana keduanya telah mengambil perwakilan dari Allàh untuk menciptakan manusia (reproduksi), padahal menciptakan manusia adalah hak pribadinya Allàh ta'ala semata. Tapi mengapa diejawantahkan kepada sepasang makhluk ini
(manusia laki & perempuan).

Thalabul ilmi farìdlatun 'alà kulli musliMIN wal muslimaTIN.
Menuntut ilmu itu WAJIB atas setiap muslimin (satu laki2 islam) dan muslimatin (satu perempuan islam).

Ilmu yang bercerita antara satu laki2 & satu perempuan, tentulah ilmu perkawinan (ilmu nisài). Inilah keilmuan yang wajib, karena keilmuan ini berbicara tentang pengenalan kepada Allàh & Rasùl-Nya.

Allàh telah menerangkan keilmuan tersebut melalui penciptaan Adam & Hawa, melalui cara2 kerja haji yang Benar & Tepat, sehingga yang naik haji tersebut mendapatkan haji yang mabrur wal maqbul (haji yang Baik & diterima), walau kebanyakan orang2 hanya mencari haji yang baik semata.

Peristiwa pekerjaan Haji yang pertama-tama, adalah antara Adam & Hawa, adalah peristiwa kerinduan antara Adam & Hawa karena dipisahkan saat diturunkan dari surga ke bumi, Adam diturunkan di Sailon, sedangkan Hawa diturunkan di Jeddah, kerinduan keduanya mewakili kerinduan ber-Suami & Istri di masa depan bagi semuanya manusia. 

Saat Hawa merasakan kerinduan terhadap suasana Surgawi yang sudah sekian lama ditinggalkannya, maka di hari kamis sore menjelang malam jum'at Adam berkata :

Jika engkau menginginkan suasana surgawi itu, maka tidak ada jalan lain kecuali melalui "rasa maut" yang akan aku ajarkan kepada-mu dipukul 03.00 dinihari Jum'at waktu Makkah. Maka saat tiba masa tersebut, Adam & Hawa melakukan kumpul suami istri yang pertama kali di muka bumi Allàh, yaitu di atas Jabal Rahmah. Sehingga apabila wukufnya hari Jum'at, maka masa haji tersebut adalah "Haji Akbar".

Kesimpulannya, bahwa "Bismillàh" artinya : "dengan (yang menyertai)" nama Allàh.

Sedangkan yang menyertai nama Allàh adalah Ayah (Ar-Rahmàn/Maskulin) & Ibu (Ar-Rahìmi/Feminin).

Maka ada perintah : "Berbuat baiklah kepada kedua orang tua", itu tandanya TELAH berbuat baik kepada Allah ta'ala semata-mata. Karena orang tua kita adalah etalasenya Allah ta'ala.

Maka jangan lagi susah2 mencari Allàh kesana kemari, tapi segera pulang ke rumah temuilah kedua orang tua dengan segala perbuatan baik kepada mereka, maka insyaAllàh menjadi anak dengan Qalbu Salim.. selamat dunia wal akhirat.. masuk surga-Nya Allàh tanpa hisab sedikitpun. Wallàhu a'alam bi sawwab.

Wassalam