Alkisah pasangan kekasih yang saling mencintai sepakat untuk menikah. Merekapun menjalani ijab kabul dan berjanji sehidup semati. Setiap malam mereka punya kebiasaan yaitu sholat isya berjamaah. Sampailah pada malam ke 7 istrinya mulai tersadar. Ayang, kok setiap sholat bacaannya trikul terus? Suami pun sontak kaget dan jadi malu. Iya Yang, soalnya cuma itu yang saya hafal. Kalau begitu besok malam saya tidak mau tahu harus surat pendeknya bukan trikul lagi, minimal Inna, surat al kautsar maksud saya, lanjut istrinya. 

Keesokan harinya merekapun sholat isya berjamaah dan sampailah yang ditunggu istrinya yaitu surat pendek. Istrinya sangat kaget sebagai makmum karena yang dibaca oleh suaminya adalah trikul lagi, ha ha. Belum selesai salam istrinya sudah komplain, Ayang kok trikul lagi? Iya Ayang soalnya saya belum hafal surat yang lain, maafkan saya, jawab suaminya. Saya sebenarnya ada gangguan sedikit dengan memori di otak sehingga sangat kesulitan untuk menghafal. Saya khawatir jika saya tidak mengulang trikul setiap kali saya sholat maka trikulpun bisa saya lupa, lanjut suaminya menjelaskan. Mendengar penjelasan itu istrinya menjadi paham dan bisa memaklumi. Bahaya bisa-bisa sholat malah tidak baca surat pendek. 

Akhirnya setiap malam dalam sholat isya berjamaah, mereka tidak pernah bosan dan komplain lagi dengan trikul, bahkan mungkin slogan keluarganya adalah there is no day without trikul, trikul forever, atau apalah ha ha. 

Dalam satu malam diakhir sholatnya merekapun berdoa kepada Allah sekiranya diberikan seorang anak maka akan menjadikan anaknya seorang hafiz atau hafizah. Setelah 10 bulan pernikahan akhirnya anaknyapun lahir. Mereka dikarunia anak laki-laki dan spontan diberikan nama Muhammad Qulhu, tentu tidak perlu saya jelaskan pertimbangan pemberian namanya, ha ha. 

Siang malam sepasang suami ini bekerja mencari uang untuk menyekolahkan anaknya dan menjadi seorang hafiz. Namun petakapun terjadi karena anaknya tidak ingin menjadi seorang hafiz tapi dia lebih memilih menjadi seorang dokter. Akhirnya anaknya setiap kali dititipkan di tempat tahfidz hasilnyapun sama saja dengan bapaknya, there is no day without trikul. Alasannya saja yang berbeda dengan bapaknya, bukan karena anaknya ada gangguan memori pada otak tapi karena memang dia tidak memiliki keinginan menjadi seorang hafiz. Disekolah Qulhu dikenal sebagai anak yang sangat pintar dan selalu menjadi juara kelas. Melihat kondisi ini orang tuanya hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Allah swt agar anaknya suatu hari tetap menjadi seorang hafiz. 

Seiring berjalannya waktu ketika Qulhu sudah SMA sang anak mulai sadar bahwa untuk menjadi seorang dokter tidak cukup dengan pintar saja tapi juga harus memiliki uang yang banyak karena sekolah di kedokteran memerlukan biaya yang sangat tinggi. Semakin lama dia semakin pesimis hingga dia mendapatkan jawaban angin segar yaitu dengan berusaha mendapatkan beasiswa. Diapun belajar dengan sangat tekun hingga tibalah pendaftaran itu. Didaftarnya beasiswa dan dipilihnya fakultas kedokteran. Dengan penuh keyakinan diapun mengikuti tes. Setelah 3 minggu pengumumanpun datang, dan hasilnya diluar harapan, dia tidak lulus. 

Qulhu terpukul dan larut dalam kesedihan hingga tidak mampu untuk move on. Melihat keadaan anaknya orang tuanyapun coba menenangkannya, tapi anaknya malah marah karena merasa orang tuanya adalah faktor utama kegagalannya karena tidak pernah direstui dan didoakan untuk menjadi seorang dokter.

Dalam kegalauannya tiba-tiba datanglah kabar yang sangat mengagetkan. Kedua Orang tuanya dalam perjalanan ke pasar kecelakaan motornya ditabrak oleh mobil truk. Bapaknya meninggal ditempat dan ibunya sedang koma di rumah sakit. Seketika diapun berlari ke rumah sakit untuk melihat keadaan orang tuanya. Dalam perjalanan penyesalan itupun datang, air matanya tidak pernah berhenti mengalir dan sesekali berteriak maafkan saya ayah, maafkan anakmu ibu. Setelah sampai di rumah sakit didapatinya ayah dan ibunya pun sudah menjadi mayat. Tubuhnya gemetaran tangisnyapun meledak. Innalillahi wa innailaihi rojiun. 

Setelah kedua orang tuanya meninggal barulah dia sadar begitu besar kasih sayang kedua orang tuanya. Dia merasa berdosa dan bersalah karena tidak berbakti kepada kedua orang tuanya. Dalam kesedihan yang begitu dalam diapun mengingat bahwa orang tuanya sangat ingin agar dia menjadi seorang hafiz. Akhirnya datanglah dia pada salah satu rumah tahfidz dan alhamdulillah setelah 6 bulan akhirnya diapun sudah hafal 30 juz. Ketika dia berhasil menghafal 30 juz diapun tersungkur dan menangis tersedu-sedu dan mengatakan ayah, ibu, saya sudah menjadi seorang hafiz. Semoga disana kamu bisa melihat anakmu, dan semoga kamu tenang disisiNya. 

Beberapa hari kemudian ustadnya datang dan memberikan informasi bahwa ada pendaftaran beasiswa kedokteran khusus afirmasi penghafal alquran di UIN Alauddin Makassar, ustadnya berharap dia mendaftar karena tahu sejak kecil cita-citanya ingin menjadi seorang dokter. Namun dia hanya merespon dengan dingin dan hambar. 

Suatu malam dalam tidurnya diapun bermimpi dan bertemu dengan kedua orang tuanya. Dia melihat ibu dan bapaknya tersenyum kearahnya. Kedua orang tuanya sangat bahagia memakai jubah putih yang dipenuhi dengan cahaya. Hingga akhirnya adzan subuh membangunkannya. Perasaanya menjadi sangat berbeda bagaikan mendapatkan segelas air ditengah panasnya padam pasir. Rasanya dia mendapatkan semangat baru dan kehidupan baru.

Setelah sholat subuh dengan bismillah dan doa dari ustadnya diapun mendaftar beasiswa kedokteran jalur afirmasi penghafal alquran di UIN Alauddin Makassar. Satu persatu tes berhasil dia lalui dan akhirnya diapun lulus sebagai mahasiswa kedokteran. Setelah dia menyelesaikan studinya diapun menjadi seorang dokter sekaligus hafiz. 

Menjadi seorang dokter sekaligus hafiz tentu sesuatu yang sangat istimewah. Bukan hanya mampu memberi syafaat kepada orang sakit agar menjadi sembuh dari sakitnya tetapi diakhirat dia juga mampu memberi syafaat kepada 10 orang keluarganya yang sudah pasti masuk neraka. Bukan hanya itu tapi seorang hafiz akan memakaikan mahkota dan jubah kemuliaan diakhirat kepada kedua orang tuanya, subhanallah. 

Menjadi seorang hafiz bukan hanya akan mendapatkan kemuliaan diakhirat saja tapi di dunia sudah langsung didapatkan. Seperti halnya Qulhu yang mendapatkan beasiswa full study dan berhasil menjadi seorang Dokter. 

Suatu ketika ada anak menabrak mobil dengan sepeda. Orang yang punya mobil kemudian keluar dari mobilnya dan tersulut emosinya ingin marah. Tapi tiba-tiba ada yang teriak, pak anak itu seorang hafiz. Seketika emosinya langsung turun dan tidak jadi marah dan hanya mengatakan lain kali hati-hati ya nak dan semoga Allah senangtiasa menjagamu. Coba kalau bukan hafiz bisa panjang urusannya, he he.

Suatu ketika ada anak hendak masuk kedalam suatu acara yang dijaga ketat oleh polisi. Pada saat hendak masuk polisipun langsung menahannya. Polisi bertanya kamu siapa dan kenapa mau masuk kedalam? Saya hafiz pak, saya hendak masuk bertemu dengan seseorang. Oh hafiz kalau begitu silahkan masuk,  jangankan polisi, malaikat pun tidak mampu menghalangimu masuk syurga, apalagi kalau hanya masuk acara. Padahal maksudnya namanya memang adalah hafiz bukan penghafal alquran, he he. 

Bulan ramadhan adalah bulan yang spesial terutama 17 ramadhan karena merupakan malam diturunkanya Al Quran. Selamat berpuasa, jangan lupa istiqomah membaca alquran dan akan lebih baik lagi jika anda juga berusaha menghafalnya.

Jazakumullah khairan katsiran