Hari ini saya benar sudah kehabisan materi roasting ramadhan. Maka saya hanya akan bercerita tentang kenangan saya semasa SMP, tepatnya ketika acara penyambutan siswa baru. Waktu itu saya sangat bahagia karena untuk pertama kalinya saya bisa jauh dari rumah.
Sedikit informasi bahwa saya sudah SD sejak lahir, kok bisa? Karena saya lahir dan besar di perumahan guru yang ada di dalam SD tempat bapak saya mengajar. Bisa dibayangkan bagaimana jenuhnya, rumahku sekaligus sekolahku.
Baik kita kembali pada acara penyambutan siswa baru di SMP saya. Beberapa siswa baru diminta perkenalan di atas panggung dengan menyebutkan nama, asal sekolah, dan cita-cita. Ternyata saya terpilih secara acak sebagai salah satu dari tujuh orang terpilih dari total 160 siswa baru.
Pada waktu itu saya mendapat giliran terakhir. Ketika berada diatas panggung saya dengan lancar menyebutkan nama dan asal SD saya. Tapi begitu pertanyaan cita-cita, saya terdiam dan kebingungan. Saya tidak tahu harus menyebutkan apa, profesi yang ada dalam pikiran saya semua sudah disebutkan oleh siswa baru sebelumnya, mulai dari Dokter, Guru, Pilot, Tentara, Polisi, dan profesi lainnya. Sementara itu saya tidak ingin mengulangi dan sama dengan siswa baru sebelumnya. Karena terdesak tiba-tiba spontan saya menyebutkan ingin menjadi Dosen, sontak semua siswa yang hadir tertawa termasuk guru-guru dan kepala sekolah.
Sebenarnya pada waktu itu saya sama sekali tidak tahu apa itu Dosen. Hanya saja saya sering mendengar bapak saya menyebutkan kata Dosen, karena pada waktu itu bapak saya sementara lanjut kuliah S1. Bapak saya sering bercerita kepada ibu saya tentang Dosennya. Sepertinya bapak saya takut dengan Dosen, hal yang membuat saya terkesan karena untuk pertama kalinya bapak saya takut sama orang.
Semenjak kejadian itu, nama panggilan saya berubah menjadi Pak Dosen. Hampir semua orang memanggil saya dengan panggilan tersebut, mulai dari teman siswa baru, kakak kelas, guru, dan kepala sekolah. Bahkan salah satu guru memanggil saya dengan panggilan tersebut sampai saya tamat SMP.
Singkat cerita, 13 tahun kemudian saya selesai S2 dan mendaftar seleksi CPNS formasi Dosen di Poltekes Mamuju dan di UIN Alauddin Makassar. Karena jadwal tesnya tidak bersamaan maka saya mengikuti keduanya. Alhamdulillah saya juga lulus di kedua instansi tersebut. Namun karena berbagai pertimbangan akhirnya saya memilih UIN Alauddin Makassar.
Ternyata profesi saya saat ini adalah nama panggilan saya sejak masih SMP. Mungkin ketika saya menyebutkan kata Dosen ada yang mengaminkan dan doanya diterima. Atau barangkali salah satu dari teman saya atau guru saya ketika mereka memanggil saya didengar dan diaminkan oleh malaikat. Atau mungkin saja pada waktu itu saya merasa dibully, kemudian saya berdoa agar bullying itu berubah menjadi kenyataan. Doa orang terzalimi menembus langit dan tidak ada penghalang sehingga diterima oleh Allah swt.
Hati-hati dengan kata, terutama saat berkata-kata. Biasakanlah dengan kata yang baik, karena kata adalah doa.
Selamat menjalankan ibadah puasa Jazakumullah khairan katsiran