Gambar REZKI TIDAK MUNGKIN TERTUKAR

Suatu ketika dua orang lelaki tunanetra sedang duduk di depan rumah Ummu Ja'far yang terkenal dermawan. 

Salah seorang di antara tunanetra itu mempunyai keluarga. Ia berujar, “Ya Allah, berilah aku rezeki dari anugerah-Mu yang begitu luas.”

Sementara itu, si tunanetra yang masih lajang berkata, “Ya Allah, berilah aku rezeki dari kemurahan Ummu Ja'far.”

Tidak lama kemudian, Ummu Ja'far mengirimkan uang dua dirham kepada si tunanetra yang meminta anugerah Allah, serta mengirimkan dua buah roti yang diisi dengan sepotong daging ayam panggang kepada tunanetra yang memohon kemurahan hatinya. Sebenarnya, roti itu juga berisi uang sepuluh dirham. Ummu Ja'far sengaja tidak memberitahukannya. Rupanya, si tunanetra kedua itu tidak menyukai roti. Ia lantas memberikan rotinya kepada temannya. “Ambillah dua potong roti beserta ayam ini, tetapi berikan dua dirham itu kepadaku.” 

Temannya pun menyetujui permintaan itu. Mereka saling bertukar pemberian dari Ummu Ja'far. Hal seperti itu selalu berulang hingga satu bulan berlalu. 

Ummu Ja'far kemudian menyuruh pelayannya untuk menemui si tunanetra yang memohon kemurahan darinya. "Katakan kepadanya, apakah pemberianku selama ini sudah membuatnya kaya?” 

Setelah menerima pesan itu, si tunanetra berkata kepada Pelayan Ummu Ja'far, “Katakan kepada Ummu Ja'far. Apa Sebenarnya yang telah dia berikan kepadaku?” 

Setelah pertanyaan itu disampaikan kepadanya, Ummu Ja'farbMenjawab, “Aku memberinya uang tiga ratus dinar.” Si pelayan lantas menyampaikan hal tersebut kepada si tunanetra. 

Tentu saja ucapan Ummu Ja'far itu disangkal oleh si tunanetra, Dia berkata, "Tidak, demi Allah. Setiap hari dia hanya memberiku Sepotong ayam panggang dengan dua buah roti. Makanan itu aku tukar dengan dua dirham temanku.”

Setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya, Ummu Ja'far pun berkata, “Lelaki itu berkata benar. Dia meminta anugerah Allah dan Dia menjadikannya kaya melalui cara yang tak disangka-sangka, Padahal, dia tidak menginginkan kekayaan itu. Sementara lelaki yang satu lagi justru meminta kemurahanku. Karena hal itulah Allah tidak menjadikannya kaya.” 

Kisah ini menerangkan bahwa kemiskinan dan kekayaan berasal dari Allah swt. Semua hal yang telah ditakdirkan oleh-Nya pasti akan terealisasi. 

Segala puji hanya milik Allah swt. 
Sumber: kitab An-Nawadir karya Syekh Al-Qalyubi.