Ramadan merupakan bulan yang mulia dan penuh dengan berkah. Keberkahan Ramadan disebabkan hadirnya malam-malam yang penuh rahmah (kasih sayang), magfirah (ampunan) dan itqun min an-nar (pembebasan dari siksa api neraka) serta turunnya lailat al-qadar, suatu malam yang menurut al-Quran lebih baik dari seribu bulan (Q.S. al-Qadr;1-5). Orang-orang yang menjalani puasa dengan keimanan akan mampu membebaskan dirinya dari tirani hawa nafsu yang selama ini boleh jadi menjadi “Tuhan” di dalam kehidupan. Puasa mengajarkan manusia untuk memiliki kesadaran ilahiyah, yaitu sebuah kesadaran  akan adanya Tuhan yang maha hadir (omnipresent awareness) yang tidak pernah lengah mengawasi tingkah laku manusia. Kesadaran  seperti inilah yang dimiliki oleh Nabi dan para sahabatnya yang kemudian melahirkan peradaban gemilang pada zamannya, sebuah prestasi yang oleh Robert N. Bellah dianggap telah melampaui zamannya.

Sejumlah catatan sejarah membuktikan bahwa hadirnya Ramadan yang mewajibkan kaum muslimin berpuasa terutama di zaman Nabi saw, sahabat dan Tabiin, justeru membawa berkah bagi kemajuan mereka. Kondisi puasa yang mengharuskan mereka tidak makan dan minum tidak membuat mereka malas, lesu dan statis, justeru menjadi pemicu utama lahirnya semangat perjuangan untuk menegakkan Islam. Sejumlah bukti dapat dipaparkan di dalam tulisan ini, antara lain;  

Perang  Badar misalnya, terjadi di bulan Ramadan. Dengan pasukan berkekuatan hanya kurang lebih 313, kaum muslimin mampu menaklukan kafir Qurays yang berkekuatan sekitar 1000 orang. Persitiwa  ini  terjadi pada hari Jumat, 27 Ramadhan, tahun kedua setelah hijrah. 
Peristiwa Perang Tabuk juga terjadi pada bulan Ramadhan. Di saat masa paceklik, serta cuaca panas yang sangat menyengat,  kaum Muslimin pun berangkat ke Tabuk dengan jumlah  sekitar 30.000 tentara untuk melawan tentara Romawi. Setelah pasukan kaum muslimin sampai di Syam yang saat itu berada dalam kekuasaan Romawi, pasukan musuh justeru lari berlindung di dalam benteng-benteng mereka dan tidak mampu melakukan perlawanan. Akhirnya Syam dapat dikuasai dengan mudah oleh pasukan Islam. Orang Kristen yang tinggal di negeri itu dilindungi hak asasi dan hak-hak hidupnya. Kepada mereka hanya diberi beban membayar jizyah (pajak)

Sebuah peristiwa penting dalam sejarah perjalanan dan perjuangan Nabi saw yang menjadi titik tolak berkembangnya Islam di jazirah Arab adalah peristiwa Fathul Makkah sebuah peristiwa besar yang juga terjadi pada tanggal 20 Ramadan, tahun kedelapan hijriyah. Pada saat itu, Rasulullah bersama puluhan ribu tentaranya datang dari Madinah memasuki kota Mekah dengan satu tujuan yaitu membebaskan Mekah dari kekuasaan kafir Qurays. Melihat kekuatan pasukan Nabi yang begitu banyak, orang-orang kafir Qurays yang dahulu pernah memusuhi, menyakiti bahkan mengusir Nabi dan sahabatnya sangat ketakutan sehinga mereka tidak berani keluar rumah. Di saat suasana seperti itu, Nabi berpidato yang isinya menyatakan bahwa siapa saja yang masuk ke dalam Mesjid al-Haram, atau masuk ke rumah Abu Sofyan, atau tinggal di rumah masing-masing, maka dia akan aman. Sebuah pesan perdamaian yang jauh dari kesan anarkisme dan kekerasan.   

Peristiwa penting yang juga terjadi di bulan Ramadan adalah penaklukan Andalusia (Spanyol) oleh pasukan Tariq bin Ziyad.  Pada 27 Ramadan tahun 92 H, pasukan  Tariq bin Ziyad berhasil memasuki Andalus dari arah pesisir. Mendengar kekuatan dan jumlah pasukan musuh yang dipimpin oleh Roderick, penguasa Visigoth Spanyol melebihi kekuatan pasukan Tariq yang hanya berjumlah kurang lebih 12.000 orang, panglima Tariq bin Ziyad kemudian menyuruh pasukannya untuk membakar semua kapal yang telah digunakan menuju Andalusia. Di siang hari 27 Ramadan tersebut dia mengobarkan semangat pasukannya dengan pidatonya yang terkenal: “Wahai prajuritku…”Lihatlah… lautan di belakangmu! Musuh ada di depanmu! Jika kamu lari, kamu akan mati dalam keadaan sia-sia, tetapi jika kamu maju, hidupmu akan bahagia…Allahu Akbar!”. Akhirnya pecahlah pertempuran tersebut yang  berakhir dengan kalahnya pasukan Visigoth dan Spanyol pun dapat dikuasai.

Selain dari peristiwa tersebut, ketika Islam berkuasa di Andalusia (Spanyol), terjadi peperangan dengan pasukan Frank pimpinan Alfonso VI. Hari Jumat 20 Ramadan 479 H pasukan Islam yang melakukan penjagaan di wilayah Andalus yang  dipimpinan Yusuf bin Tasyifin berhasil mengalahkan pasukan Faranjah (Franks) yang berjumlah kurang lebih 80.000 tentara.  Alfons VI  tewas dalam pertempuran itu. Masih banyak peristiwa lain dari perjuangan Nabi dan sahabat di bulan Ramadan yang tidak dapat ditulis di kolom kecil ini. 

Akan tetapi, yang tidak boleh dilupakan juga adalah bahwa proklamasi kemardekaan Indonesia dikumandangkan pada Jumat terakhir bulan Ramadan, tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat itu, Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dari penjajahan yang telah mendera bangsa yang mayoritas muslim ini.   

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa