#2 Terbukanya hijab-hijab

Dalam buku Misykat Cahaya-Cahaya, Imam Al-Ghazali mengutip hadist Nabi saw mengenai hijab Allah kepada makhluk-Nya. "Allah mempunyai 70.000 hijab (tirai penutup) cahaya dan kegelapan. Seandainya Dia menyibakkannya niscaya cahaya-cahaya Wajah-Nya akan membakar siapa saja yang memandangnya."
  
Hijab berarti penghalang atau penutup sesuatu agar tidak terlihat, tidak tersentuh, dan tidak terjangkau. Hijab juga berarti batas-batas yang bisa dicapai. Hijab adalah pembatas yang tidak bisa dilewati kecuali telah mendapat ijin untuk melewatinya. Hijab itu berupa cahaya dan kegelapan.

Allah itu sangat dekat tapi kita tidak dapat mencapai-Nya karena terhalang hijab yang berlapis-lapis. Kita tidak mengenal Allah karena terhalang hijab. Doa tidak terkabul karena ada hijab. Kita malas beribadah karena ada hijab. Kita tidak bisa bekerjasama dengan orang lain karena ada hijab di hati. 

Jika kita melakukan kebaikan (amal shalih), hijabnya dalah cahanya. Jika melakukan keburukan (kejahatan) maka hijabnya adalah kegelapan. Terbukanya hijab-hijab itu adalah salah satu rahmat terbesar yang dapat kita peroleh di bulan Ramadhan.

Suatu hijab yang sangat besar dalam diri kita adalah hawa nafsu (terutama ammarah dan lawwamah) yang tidak terkendali. Maka melalui puasa, kita menahan hawa nafsu, mengendalikan kecenderungan-kecenderungan hewani di dalam diri, sehingga hijab kita dengan Allah terbuka perlahan-lahan sesuai bobot ketaqwaan kita, makin dekat kepada Allah, makin mengenal Allah (makrifatullah), dosa-dosa diampuni dan kita diberi kebaikan yang berlimpah dunia akhirat. Aamiin....
M. Anshar Akil