Gambar PESAN HIKMAH(Yusuf Al Qardawi)

[06.49, 5/4/2024] +62 813-4241-9426: المجدد الحقيقي هو الذي يجدد الدين 
بالدين وللدين وأما من يريد تجديد الدين من خارجه فهو ابعد ما يكون عن التجديد الحق”

Pembaharu yang hakiki adalah orang yang memperbaharui agama dengan agama dan demi agama, tetapi siapa yang mau memperbaharui agama dari luar, maka dialah yang terjauh dari pembaharuan yang hakiki.”

(Yusuf Al Qardawi)

SEMOGA BERMANFAAT
Munawir Kamaluddin
[06.49, 5/4/2024] +62 813-4241-9426: PENJELASAN PESAN HIKMAH (PPH)

Pesan hikmah dari Yusuf al-Qaradawi menggarisbawahi pentingnya pembaharuan (tajdid) dalam agama, namun menegaskan bahwa pembaharuan yang hakiki haruslah bersumber dari dalam agama itu sendiri. Mari kita telaah pesan dari Ulama’ Besar kontemporer ini:

1. *Pengertian Pembaharuan (Tajdid):*
   Pembaharuan dalam konteks agama merujuk pada proses memperbarui pemahaman, praktik, dan aplikasi ajaran agama sesuai dengan kebutuhan dan konteks zaman. Ini penting untuk menjaga relevansi dan kesesuaian ajaran agama dengan perubahan sosial, budaya, dan teknologi.

2. *Sumber Pembaharuan:*
   Al-Qaradawi menekankan bahwa pembaharuan haruslah bersumber langsung dari prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan teks-teks suci agama itu sendiri. Ini berarti pembaharuan harus terkait erat dengan tradisi dan warisan keagamaan, bukan dari pemikiran atau ideologi yang berasal dari luar agama.

3. *Pembaharuan yang Hakiki:*
   Pembaharuan yang hakiki adalah yang memperbaharui agama dengan agama, artinya mengintegrasikan nilai-nilai baru atau interpretasi baru ke dalam kerangka agama yang ada. Hal ini memastikan kesinambungan dengan warisan agama dan memperkuat fondasi keagamaan.

4. *Pembaharuan Eksternal vs. Internal:*
   Al-Qaradawi membedakan antara pembaharuan yang berasal dari dalam agama (internal) dan yang berasal dari luar agama (eksternal). Pembaharuan internal mempertahankan identitas agama dan konsistensi dengan ajaran-ajaran suci, sementara pembaharuan eksternal cenderung memperkenalkan pemikiran atau nilai-nilai yang asing atau bertentangan dengan ajaran agama.

5. *Implikasi Filosofis:*
   Pesan ini mengandung implikasi filosofis yang mendalam tentang otoritas dan keabsahan pembaharuan dalam konteks keagamaan. Ini mengundang pemikiran tentang bagaimana interpretasi dan adaptasi terhadap ajaran agama harus dilakukan, serta peran individu dalam proses pembaharuan tersebut.

6. *Analisis Kontekstual:*
   Dalam konteks dunia modern yang terus berubah, pertanyaan tentang bagaimana agama dapat tetap relevan dan adaptif menjadi penting. Analisis terhadap pesan ini mengarah pada pemahaman bahwa pembaharuan yang berakar pada nilai-nilai agama itu sendiri merupakan landasan yang kuat untuk menjawab tantangan zaman.

7. *Sistematika Pemikiran:*
   Al-Qaradawi menawarkan sistem pemikiran yang jelas, yaitu bahwa pembaharuan haruslah terjadi dalam kerangka ajaran agama yang ada. Ini membantu dalam menyusun prinsip-prinsip dan pedoman untuk melaksanakan pembaharuan yang tidak menyimpang dari esensi agama.

Dengan demikian, pesan dari Yusuf al-Qaradawi menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara pembaharuan dan keberlanjutan dalam konteks agama, serta menegaskan bahwa keberhasilan pembaharuan tergantung pada kesesuaian dan keberakarannya dalam nilai-nilai dan ajaran agama yang telah ada.

SEMOGA BERMANFAAT# MK