Gambar PESAN HIKMAH:(IMAM AL-GHAZALI)

[12.07, 11/3/2024] +62 813-4241-9426: إن كل تدين يجافي العلم، و يخاصم الفكر، ويرفض عقد صلح شريف مع الحياة هو تدين فقد صلاحيته للبقاء، التدين الحقيقي ليس جسداً مهزولاً من طول الجوع و السهر

“Setiap religiositas yang memusuhi ilmu, berselisih dengan pikiran, dan menolak melakukan rekonsiliasi secara terhormat dengan kehidupan adalah religiositas yang telah kehilangan kebugarannya untuk bertahan hidup.Religiusitas sejati bukanlah tubuh yang dilemahkan oleh rasa lapar dan sulit tidur yang berkepanjangan.”

(IMAM AL-GHAZALI)

SEMOGA BERMANFAAT
Munawir Kamaluddin
[12.07, 11/3/2024] +62 813-4241-9426: PENJELASAN PESAN HIKMAH (PPH):

Pentingnya Ilmu:

Imam Al-Ghazali menggarisbawahi bahwa ilmu adalah landasan yang penting dalam kehidupan religius. Ilmu I membantu seseorang memahami prinsip-prinsip agama dengan lebih baik, membedakan antara tradisi dan ajaran yang sesuai dengan nilai-nilai agama. 

Dengan mempelajari ilmu, seseorang dapat menggali pemahaman yang lebih dalam tentang asal-usul dan tujuan dari ajaran agama.

Peran Pikiran:

Imam Al-Ghazali menegaskan pentingnya pikiran yang kritis dan analitis dalam mencari kebenaran agama. Religiositas yang sejati tidak boleh hanya menerima keyakinan tanpa mempertanyakan atau merenungkan alasan di baliknya. 

Pikiran yang aktif dan terbuka membantu seseorang untuk menghindari dogma dan kesalahpahaman dalam memahami agama.

Rekonsiliasi dengan Kehidupan

: Pesan ini menyoroti perlunya memahami dan menerima realitas kehidupan dunia secara menyeluruh, sambil mempertahankan nilai-nilai spiritual. Religiositas yang sejati haruslah fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan zaman dan kebutuhan manusia. 

Ini berarti mengenali bahwa agama tidak hanya relevan dalam konteks spiritual, tetapi juga dalam mengatasi masalah dunia yang nyata.

Kehilangan Kebugaran untuk Bertahan:

Imam Al-Ghazali menyampaikan bahwa sikap-sikap yang bertentangan dengan ilmu, pikiran yang kritis, dan rekonsiliasi dengan kehidupan merupakan tanda-tanda kehilangan kebugaran untuk bertahan. 

Religiositas yang terpaku pada norma-norma kuno tanpa adaptasi terhadap zaman modern dapat kehilangan relevansinya dan gagal memenuhi kebutuhan spiritual dan moral masyarakat saat ini.

Religiositas Sejati:

Akhirnya, religiositas sejati, menurut Imam Al-Ghazali, melibatkan penggabungan harmonis antara pengetahuan, refleksi, dan tindakan. Ini berarti tidak hanya memahami agama secara teoretis, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan bijaksana. Religiositas yang sejati memungkinkan seseorang Imam Al-Ghazali menggarisbawahi bahwa ilmu adalah landasan yang penting dalam kehidupan religius. Ilmu membantu seseorang memahami prinsip-prinsip agama dengan lebih baik, membedakan antara tradisi dan ajaran yang sesuai dengan nilai-nilai agama. Dengan mempelajari ilmu, seseorang dapat menggali pemahaman yang lebih dalam tentang asal-usul dan tujuan dari ajaran agama.

SEMOGA BERMANFAAT# MK