Gambar PESAN HIKMAH:(Abu Bakar Ash-Shisdiq RA)

الموت أهون ما قبله، وأشد ما بعده
-ابو بكر الصديق-

"Apapun (dari bentuk musibah) yang ada sebelum kematian itu jauh lebih ringan. Dan sesuatu yang ada setelah kematian, itu jauh lebih berat daripada kematian.”

(Abu Bakar Ash-Shisdiq RA)

SEMOGA BERMANFAAT
Munawir Kamaluddin
PENJELASAN PESAN HIKMAH ( PPH):

Pesan hikmah yang disampaikan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dianggap sebagai salah satu tokoh utama dalam sejarah Islam, mengandung makna yang dalam dan menginspirasi. Mari kita telaah pesan tersebut:

1. الموت أهون ما قبله" (Kematian lebih ringan daripada apa yang ada sebelumnya):

   - Ini mengisyaratkan bahwa apa pun ujian atau musibah yang dihadapi seseorang di dunia ini, termasuk kesulitan, kesengsaraan, atau penderitaan, semuanya bersifat sementara. Kematian, sebagai peralihan menuju kehidupan akhirat, dianggap lebih ringan karena mengakhiri segala penderitaan dunia.

2. وأشد ما بعده" (Dan sesuatu yang ada setelah kematian, itu jauh lebih berat daripada kematian):
   - Pesan ini menyoroti pentingnya persiapan untuk kehidupan setelah kematian. Meskipun kematian sendiri dianggap sebagai peralihan menuju kehidupan yang lebih baik bagi orang yang beriman, namun keadaan setelah kematian, yaitu di alam kubur dan di hari kiamat, akan menghadirkan pertanggungjawaban atas segala amal perbuatan yang telah dilakukan di dunia.

3. Filosofi Pesan Hikmah:-

Pesan ini memandang hidup sebagai ujian dan persiapan untuk kehidupan yang abadi di akhirat. Pesan ini juga  menggarisbawahi bahwa sikap manusia terhadap ujian dan kesulitan di dunia ini haruslah sejalan dengan persiapan untuk kehidupan di akhirat. 
Selain itu, pesan ini juga mengingatkan kita untuk memprioritaskan amal kebaikan dan taqwa dalam kehidupan ini sebagai persiapan menghadapi kehidupan setelah kematian.

Dalam uraian secara mendetail , Kuta bisa membahas dengan membedah makna masing-masing frasa yang disampaikan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq dan mengaitkannya dengan konsep-konsep dalam ajaran Islam serta pengalaman hidup sahabat tersebut. Kemudian, kita bisa melanjutkan dengan membahas implikasi pesan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, termasuk bagaimana kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dan kehidupan setelahnya secara lebih baik.

4.Kematian sebagai Pembebasan:

   - Dari sudut pandang filosofis, kematian dipandang sebagai pembebasan dari keterbatasan dan penderitaan dunia. Dalam konteks ini, Abu Bakar Ash-Shiddiq menyoroti bahwa segala kesulitan dan ujian yang dihadapi di dunia ini hanya sementara, dan kematian adalah pintu menuju kebebasan dari segala keterbatasan materi dan kesengsaraan hidup.

5. Persiapan untuk Kehidupan Setelah Kematian:

   - Filosofi ini menekankan pentingnya persiapan untuk kehidupan setelah kematian. Setelah meninggalkan dunia ini, manusia akan menghadapi pertanggungjawaban atas segala amal perbuatan yang dilakukan selama hidupnya. Oleh karena itu, setiap detik hidup harus dimanfaatkan dengan bijak untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah kematian.

6. Kesadaran akan Kehakekatan Hidup:

   - Abu Bakar Ash-Shiddiq mengajak untuk merenungkan kehakekatan hidup ini. Segala kenikmatan dan kebahagiaan dunia ini hanya bersifat sementara, sedangkan kehidupan setelah kematian adalah kehidupan yang abadi. Dengan menyadari hal ini, manusia diharapkan dapat mengalokasikan waktu, energi, dan sumber daya untuk meraih kesuksesan di kehidupan akhirat yang abadi.

7. Makna Sejati dalam Kesulitan:

   - Dalam pandangan filosofis, setiap kesulitan dan cobaan yang dihadapi oleh manusia memiliki makna dan tujuan yang mendalam. Kesulitan tersebut merupakan ujian dari Allah SWT untuk menguji kesabaran, keimanan, dan keteguhan hati manusia. Dengan melewati ujian tersebut dengan baik, manusia dapat mendapatkan keberkahan dan pahala yang besar di akhirat.

8. Pemahaman akan Hakekat Kehidupan:

   - Pesan hikmah Abu Bakar Ash-Shiddiq mengajarkan kita untuk memahami hakekat sejati dari kehidupan ini. Hidup di dunia ini hanyalah sementara, sedangkan kehidupan sejati ada di akhirat. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh untuk menghadapi kehidupan yang abadi setelah kematian.

Dengan merenungkan pesan hikmah ini secara lebih dalam dan filosofis, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang arti sejati kehidupan ini dan bagaimana kita seharusnya menghadapinya dengan bijaksana. Ini merupakan panggilan untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT, memperkuat iman dan keteguhan hati, serta mempersiapkan diri dengan baik untuk kehidupan setelah kematian.

SEMOGA BERMANFAAT
Munawir Kamaluddin