Gambar PESAN HIKMAH:( Syeik Ali Ath-Tanthawi)

بالشكر تدوم النعم، وبالإخلاص تبقى
 الأمم، وبالمعاصي تبيد وتهلك.
علي الطنطاوي

“Dengan rasa syukur maka keberkahan akan langgeng, dengan kesetiaan/ keikhlasan maka bangsa-bangsa akan bertahan (eksis) , dan dengan dosa/ kemaksiatan akan membawa kepada kehancuran dan kebinasaan.”

( Syeik Ali Ath-Tanthawi)

SEMOGA BERMANFAAT
Munawir  Kamaluddin

PENJELASAN PESAN HIKMAH (PPH):

Pesan Hikmah dari Ali Ath-Thantawi menyoroti tiga konsep penting yang perlu dipahami secara mendalam, filosofis ,komprehensif dan dengan pemahaman secara holistik sebagai berikut: 

1. SYUKUR:

Syukur adalah sikap mental dan emosional yang mengakui dan menghargai nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Ini melibatkan kesadaran akan kebaikan-kebaikan yang kita nikmati dalam hidup, baik itu dalam bentuk materiil maupun non-materiil.
Dalam konteks kutipan ini, syukur dianggap sebagai fondasi yang menjaga keberlangsungan nikmat-nikmat tersebut. Ketika seseorang atau suatu bangsa bersyukur atas apa yang mereka miliki, mereka cenderung lebih memperhatikan, merawat, dan menghargai nikmat tersebut.
Dengan bersyukur, seseorang atau suatu bangsa akan lebih mampu mengelola dan memanfaatkan nikmat-nikmat tersebut dengan baik, sehingga memperpanjang keberlangsungan kebaikan dan kemakmuran.

2. KESETIAAN / KEIKHLASAN:

Kesetiaan adalah komitmen yang kuat untuk mempertahankan nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau hubungan tertentu.
Ini melibatkan konsistensi dalam sikap, tindakan, dan komitmen terhadap hal-hal yang dianggap penting dan bernilai.
Dalam konteks kutipan ini, kesetiaan merujuk pada hubungan yang kokoh antara individu atau bangsa dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang mereka pegang teguh.
Ketika seseorang atau suatu bangsa mempertahankan kesetiaan terhadap nilai-nilai yang dijunjung tinggi, mereka mampu membangun fondasi yang kokoh untuk keberlangsungan eksistensi dan kemajuan mereka.

3. DOSA/ KEMAKSIATAN:

Dosa adalah pelanggaran terhadap nilai-nilai moral atau spiritual, yang sering kali membawa konsekuensi negatif.
Ini melibatkan tindakan atau perilaku yang bertentangan dengan prinsip-prinsip yang dianggap benar atau baik.
Dalam konteks kutipan ini, dosa dianggap sebagai faktor yang dapat menyebabkan kehancuran dan kebinasaan.
Ketika individu atau suatu bangsa terjerumus dalam dosa, mereka menghadapi risiko kehilangan hubungan yang kokoh dengan nilai-nilai moral atau spiritual, yang pada gilirannya dapat mengarah pada kehancuran dan kebinasaan.
Dengan memahami dan menghargai pentingnya syukur, kesetiaan, dan mencegah dosa, individu atau bangsa dapat memperkuat fondasi moral dan spiritual mereka, sehingga lebih mampu menghadapi tantangan dan menjaga keberlangsungan kebaikan dan kemakmuran.

Berikut ini adalah penjabaran lebih lanjut tentang 3 makna pokok dari ajaran Islam ( Syukur, Kesetiaan, dan Dosa):

1. بالشكر تدوم النعم" (Dengan rasa syukur, nikmat akan bertahan): 

Dalam sudut pandang filosofis, rasa syukur bukan hanya sekadar ungkapan terima kasih, tetapi juga merupakan bentuk pengakuan akan keterhubungan kita dengan alam semesta.
Dengan bersyukur, kita menyadari bahwa setiap nikmat yang kita terima merupakan bagian dari alur kehidupan yang lebih besar dan kompleks.
Filosofi di balik pesan ini mengajarkan bahwa sikap syukur membantu kita menjaga keseimbangan dan harmoni dalam hubungan kita dengan alam semesta dan sesama manusia.

2.وبالإخلاص تبقى الأمم" (Dengan kesetiaan, bangsa-bangsa akan tetap eksis):

Dari perspektif filosofis, kesetiaan merupakan ekspresi dari integritas dan identitas yang mendalam.
Kesetiaan membantu kita memahami dan menghargai esensi dari nilai-nilai yang kita pegang, serta mempertahankan keberlangsungan budaya dan tradisi yang membentuk identitas suatu bangsa.
Filosofi di balik pesan ini menyoroti pentingnya menjaga keutuhan dan kebersamaan dalam masyarakat, serta menegaskan bahwa eksistensi suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh kekayaan materi, tetapi juga oleh kekayaan moral dan spiritualnya.

3.وبالمعاصي تبيد وتهلك" (Namun, dengan dosa/ kemaksiatan , mereka akan hancur dan binasa):

Dalam konteks filosofis, dosa bukan hanya sekedar pelanggaran terhadap norma moral atau hukum agama, tetapi juga merupakan bentuk ketidakseimbangan spiritual yang mengarah pada kehancuran.
Filosofi di balik pesan ini mengajarkan bahwa setiap tindakan dosa membawa konsekuensi yang tidak hanya berdampak pada diri kita sendiri, tetapi juga pada masyarakat dan lingkungan sekitar.
Dalam sudut pandang filosofis yang lebih luas, dosa dapat dipahami sebagai pemutusan hubungan dengan hakikat diri sejati dan dengan alam semesta, yang pada akhirnya menyebabkan ketidakharmonisan dan kehancuran.
Dengan melihat pesan-pesan hikmah Ali at-Thawi dari sudut pandang filosofis ini, kita dapat menggali makna yang lebih dalam tentang hubungan antara manusia dengan alam semesta, nilai-nilai moral, serta dampak dari tindakan-tindakan kita terhadap eksistensi kita sendiri dan masyarakat secara keseluruhan. Ini mengajak kita untuk merenungkan peran kita dalam menciptakan keharmonisan dan kesejahteraan dalam dunia yang kita huni.