Gambar PESAN HIKMAH:( ISSAM SUBAIH)

[03.14, 18/4/2024] +62 813-4241-9426: 
لا تجعل قلبك مثل النهر يشرب منه من يشاء ، أجعل قلبك مثل البحر لا يشرب منه إلا الغارق فيه

“Jangan jadikan hatimu seperti sungai yang dapat diminum oleh siapa pun, tetapi jadikanlah hatimu seperti lautan yang hanya dapat diminum oleh orang yang tenggelam di dalamnya”

( ISSAM SUBAIH)

SEMOGA BERMANFAAT
Munawir Kamaluddin
[03.14, 18/4/2024] +62 813-4241-9426: PENJELASAN PESAN HIKMAH ( PPH):

Pernyataan Pesan Hikmah diatas, mengilustrasikan perbandingan antara hati yang terbuka kepada semua orang dengan hati yang hanya dapat diakses oleh mereka yang benar-benar terhubung secara mendalam. Mari kita uraikan dengan lebih rinci Pesan Hikmah ini:

1.Hati seperti Sungai:

Sungai mengalir terbuka, memberikan air kepada siapa pun yang datang untuk minum. Ini menggambarkan hati yang terbuka, mudah diakses, dan sering kali memberikan perhatian dan kasih sayang kepada siapa pun yang membutuhkannya. Namun, kelemahan dari hati seperti sungai adalah kerentanannya terhadap penyalahgunaan dan keausan akibat memberikan terlalu banyak tanpa pengembalian yang sepadan.

2.Hati seperti Lautan:

Lautan adalah lambang kedalaman dan kekuatan yang tak terbatas. Hanya mereka yang benar-benar terhubung secara mendalam dengan lautan yang dapat mengeksplorasi dan memahami keindahan, misteri, dan kompleksitasnya. Hati seperti lautan mencerminkan kebijaksanaan untuk tidak memberikan diri secara terbuka kepada semua orang, tetapi untuk menyimpan kedalaman emosi, pikiran, dan pengalaman untuk mereka yang benar-benar memahaminya dan berbagi ikatan yang kuat.

3.Filosofi di Balik Perbandingan:

Perbandingan ini menggambarkan pentingnya menjaga dan melindungi hati kita dari penyalahgunaan dan kerusakan emosional. Dengan menjadikan hati kita seperti lautan, kita memilih untuk memberikan diri kita hanya kepada mereka yang layak dan mampu untuk menghargai dan memahami kedalaman yang kita miliki. Ini juga mencerminkan konsep self-care dan menjaga kesejahteraan emosional kita dengan tidak terlalu membagi diri kepada semua orang tanpa batas.

4.Analisis Struktural:

Secara struktural, perbandingan antara hati seperti sungai dan hati seperti lautan menggambarkan dua pendekatan yang berbeda terhadap hubungan interpersonal dan pemahaman diri. Hati seperti sungai lebih terbuka dan inklusif, sementara hati seperti lautan lebih introspektif dan selektif dalam memberikan diri. Namun, keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, yang harus dipertimbangkan dalam menjalin hubungan dan merawat kesejahteraan emosional.

Sehingga dengan demikian dapat ditarik suatu konklusi bahwa Pesan Hikmah ini menekankan pentingnya menjaga kesejahteraan emosional dan spiritual kita dengan memilih dengan bijaksana kepada siapa kita membuka diri dan bagaimana kita memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan kepada orang lain.

5. Kedalaman Hati:

Pernyataan ini mengajak kita untuk memahami kedalaman hati manusia sebagai simbolisasi dari sungai dan lautan. Sungai, dengan alirannya yang terbuka, mencerminkan sisi eksploratif dan terbuka dari hati manusia, sementara lautan, dengan kedalamannya yang luas dan misterius, melambangkan kekayaan emosional dan spiritual yang dalam.

6. Pertimbangan Emosional:

Kita dipanggil untuk mempertimbangkan dengan bijaksana bagaimana kita membuka hati kita kepada orang lain. Hati yang seperti sungai mungkin cenderung memberikan diri tanpa batas kepada siapa pun, namun hati yang seperti lautan menuntut pemikiran yang lebih dalam dan selektif dalam memberikan kedalaman emosional kepada orang lain.

7.Filosofi Pilihan:

Pilihan untuk menjadikan hati kita seperti sungai atau lautan bukanlah sekadar strategi untuk berinteraksi dengan dunia, tetapi juga merupakan pernyataan filosofis tentang bagaimana kita memahami diri kita sendiri dan hubungan kita dengan orang lain. Ini menggambarkan bahwa pentingnya memahami nilai dan batasan diri dalam menjalin hubungan.

8. Keseimbangan dan Keharmonisan:

Dalam merenungkan perbandingan antara hati seperti sungai dan lautan, kita diingatkan akan pentingnya mencari keseimbangan dalam memberikan diri kepada orang lain. Kita perlu memahami keterbukaan dan kedalaman emosional yang sehat untuk membangun hubungan yang harmonis dan berkelanjutan.


Kesimpulannya, Pesan Hikmah ini menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan emosional dan spiritual kita dengan memilih dengan bijaksana kepada siapa kita membuka diri dan bagaimana kita memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan kepada orang lain. Ini adalah panggilan untuk hidup secara bertanggung jawab dan sadar akan kualitas hubungan yang kita bentuk dalam kehidupan kita.

Dengan merenungkan pesan ini lebih dalam, kita dihadapkan pada pertanyaan yang mendasar tentang identitas diri, hubungan interpersonal, dan tujuan hidup. Ini tidak hanya membangun kesadaran diri yang lebih dalam, tetapi juga memotivasi kita untuk hidup secara bermakna dan bertanggung jawab dalam hubungan kita dengan dunia dan orang lain.


SEMOGA BERMANFAAT
Munawir Kamauddin(MK)