Dzun-Nun bercerita: : Ketika itu aku berada di padang pasir yang telah menyesatkan Bani Isra'il, ingin pergi haji. Aku lalu melihat seorang pemuda berkulit hitam juga berada di arah menuju Baitullah namun tanpa bekal dan tanpa kendaraan. Aku berkata kepada teman seperjalananku, “Moga saja pemuda ini memiliki keyakinan. Jika tidak, binasalah ia.” Aku lalu menyusulnya, maka kusapa, “Wahai pemuda!" “Ya,” jawabnya. “Di tempat seperti ini dan pada waktu begini tanpa bekal dan tanpa kendaraan?” “Wahai Syekh, angkatlah kepalamu. Perhatikan, apakah kaulihat selain-Nya?” “Wahai Kekasihku, pergilah ke mana saja kaumau," ujarku kepadanya. Itu terjadi di gurun sahara, tempat tak ada selain Iangit dan bumi.
Ia tidak melihat pelaku selain Allah.
Dan, inilah sumber ketenangan dan rasa amannya,
Adapun di zaman kita ini, antara langit dan bumi telah dipenuhi segala sesuatu yang sulit dihitung, segala
“sesuatu yang menakjubkan dan mencengangkan, berbagai teknologi unggul dalam berbagai bidang, di darat, laut dan udara, serta komputer dan angkasa yang terbuka.
Tetapi, hakikatnya sama: "Perhatikanlah sekitarmu, apakah kaulihat selain-Nya?” Dikutip dari kitab Min Ma'arif al-Sadah al-Sufiyyyah karya Muhammad Khalid Tsabit....