Gambar PENTINGNYA AKHLAK IFFAH

 Imam Mali ibn Dinar rahimahullah pernah bercerita: “Aku mempunyai seorang tetangga yang menjadi tukang besi. Ia mampu memegang bara api dengan kedua tangannya sebagaimana kita memegang dinar dirham tanpa terbakar. Ia juga mampu memegang besi panas membara tanpa terluka. Kemudian aku bertanya, “Kejadian luar biasa macam apa ini: Bagaimana api tidak mambakar tanganmu?” Maka dia pun Menjawab, "Dahulu aku mempunyai tetangga yang sangat cantik dan aku ingin “bermain-main” dengan mendapatkan dirinya. Kemudian suatu hari ia mendatangiku seraya memohon uang dariku yang akan digunakan untuk kebutuhan anak-anaknya. Aku katakan, "Aku tidak akan memberikan uang kecuali kamu bersedia menyerahkan kebormatanmu." Lantas ia berkata, “Wahai hamba Allah! Takutlah kepada Allah taala dan hilangkanlah segala kesusahanku!” Maka  kata lelaki tersebut, “Aku sama sekali tidak bergeming."

Ketika wanita itu tidak mendapatkan penolong akan kesusahannya selainku tiba-tiba ia menyerahkan dirinya untukku. Dan aku berempat mata dengannya, lalu ia berkata, Wahai hamba Allah! tutuplah semua pintu!” Aku berkata, Semua pintu telah aku kunci.” “Kamu masih menyisakan tu pintu yang belum kamu tutup dan tidak akan pernah tertutup!” Lantas aku bertanya, “Pintu milik siapa?” Ia menjawab, "Pintu milik Allah (babullah)!” Maka lelaki tersebut mengatakan, "Tiba-tiba aku merasakan suatu kesejukan yang menaungi kalbuku, kemudian aku menangis dan berkata kepadanya, *"Wahai perempuan hamba Allah! Bawalah uang ini semaumu dengan keridhaan Allah, aku hanya meminta kepadamu dengan satu permintaan, yaitu berdoalah dengan suatu kebaikan yang kamu panjatkan di hadapan Allah.” Maka kemudian wanita itu pun berdoa: 

اللهم حرم عليه النار في الدنيا والآخرة

"Ya Allah, semoga Engkau menghalangi kepadanya akan (panasnya) api di dunia maupun di akhirat.”

Lanjut kata lelaki tersebut, “Berkat doa itu Allahu taala memberikan suatu anugerah untukku di dunia, yaitu dengan diberi kemampuan memegang bara api serta aku tetap berharap doa tersebut bermanfaat di akhirat.” Masya Allah. (Dikutip dari kitab "Mausu'ah al-Wafa” fi Akbari an-Nisa” Syaikh Oasim 'Asyura ra.