Puisi Rumi ini bukan hanya puisi, tapi ia mengingatkan kita:
Seorang gadis cantik berakhir menjadi seorang tua dungu yang jelek. Dari bidadari menjadi perusak pemandangan dalam beberapa tahun!
Dalam diri manusia, keelokan hanyalah dipinjam. Sedikit demi sedikit, Tuhan menarik kembali pinjaman itu. Hari demi hari, pohon muda menjadi layu. Tahukah engkau bacaan yang berbunyi: "Mereka yang diberi anugerah kehidupan pun dihukum membusuk?"
Aku senantiasa berpikir tentang itu. Sekarang aku mencari Keindahan itu sendiri. Aku telah berhenti mencintai tulang-belulang.