Ini adalah transkrip dari apa yang disampaikan Gus Baha' dari salah satu ceramahnya.
Kebiasaan buruk lain yang dipandang dapat merusak agama adalah berburuk sangka pada Allah. Gus Baha sangat sering mengulang tema ini sebab beliau khawatir kita memiliki pandangan yang salah tentang Allah. Kita misalnya, terlalu terbiasa mengira Allah gampang marah sehingga la gampang memberi hukuman kepada makhluk-Nya, padahal Allah adalah sumber semua kebaikan.
Sebagian dari kita mungkin juga gampang sekali mengecap orang lain salah sambil yakin bahwa Allah tak akan mengampuni dosa orang tersebut, Gus Baha melarang keras sikap seperti ini. Beliau bercerita bahwa dulu pernah ada seorang yang saleh tengah melaksanakan salat, tiba-tiba dia diinjak kakinya oleh orang zalim. Si saleh ini tak terima dan segera mengeluarkan sumpah serapah sambil mengatakan bahwa Allah tidak akan mengampuni orang zalim tersebut.
Apa yang terjadi kemudian? Allah ternyata tak suka dengan cara orang saleh tadi memarahi si orang zalim. Kata Gus Baha, Allah marah karena hanya disebut sebagai Maha yang tidak mengampuni. Sebagai balasan, Allah mengampuni si orang zalim dan tak memberi pahala pada si orang saleh.
Dari kisah itu, Gus Baha mengajak kita untuk jangan menuduh Allah dengan tuduhan yang bukan-bukan, misalnya dengan mengecap orang lain kafir, akan dimasukkan ke dalam neraka, atau bahkan tak akan mendapat ampunan dari Allah Swt. Sebab nyatanya, Allah justru mengajak manusia untuk senantiasa berlomba-lomba masuk ke dalam surga-Nya.
"Allah yang Tuhan saja memanggil yang sedang di luar, dipanggil masuk; masak kita gara-gara saleh yang over, yang sudah di dalam mau dikeluarkan?" tutup Gus Baha.
Benar apa yang dikatakan Maulana Jalaluddin Rumi:
Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan, Begitulah caranya! Jika engkau hanya mampu merangkak, maka merangkaklah kepadaNyal Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk, maka tetaplah persembahkan doamu yang kering, munafik dan tanpa keyakinan; karena Tuhan, dengan rahmat-Nya akan tetap menerima mata uang palsumu!
Jika engkau masih mempunyai seratus keraguan mengenai Tuhan, maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja. Begitulah caranya!
Wahai pejalan! Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji, ayolah datang, dan datanglah lagi! Karena Tuhan telah berfirman: "Ketika engkau melambung ke angkasa ataupun terpuruk ke dalam jurang, ingatlah kepadaku, karena Akulah jalan itu."