Gambar METODE NABI SAW. MENYIKAPI KEPERIBADIAN SAHABAT YANG KONTRADIKTIF


Di antara sahabat Nabi Muhammad saw. terdapat perbedaan dalam cara berpikir dan kepribadian. Sebagai contoh, Abdullah bin Umar lebih tekstual dalam memahami teks agama dibandingkan dengan Ibn Abbas. Abdullah bin Umar berpendapat bahwa menyentuh perempuan membatalkan wudu, sementara Ibn Abbas memiliki pandangan sebaliknya.

Perbedaan juga tampak jelas dalam kepribadian Abubakar dan Umar bin Khattab. Abubakar dikenal sebagai sosok yang penuh kelembutan dan kasih sayang (al-rifq wa al-rahmah), sedangkan Umar bin Khattab terkenal dengan ketegasan dan kekuatannya (al-quwwah wa al-shiddah).

Hal ini tercermin ketika Nabi saw. meminta pendapat keduanya mengenai tawanan perang. Umar bin Khattab menyarankan:
وقال عمر: يا رسول الله؛ اضرب أعناقهم
“Ya Rasulullah, bunuh saja mereka!”
Sementara itu, Abubakar memberikan saran yang berbeda:
فقال يارسول الله نرى أن تعفو عنهم وأن تقبل منهم افداء
“Wahai Rasulullah, kami berpendapat sebaiknya engkau memaafkan mereka dan menerima tebusan dari mereka.”

Menurut Abdullah yang meriwayatkan hadis ini, Rasulullah saw. tidak langsung memberikan jawaban. Beliau masuk ke kemah dan kemudian keluar sambil memberikan penilaian terhadap pendapat keduanya.

Beliau berkata kepada Abubakar:
“Wahai Abubakar, engkau seperti Nabi Isa as, yang penuh kasih sayang dan berkata:
 إِن تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
 Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(QS. Al-Maidah: 118)

Kemudian, beliau menoleh kepada Umar dan berkata:
“Wahai Umar, engkau seperti Nabi Musa as, yang berkata:
وقال موسى .... ربنا اطمس على أموالهم واشدد على قلوبهم فلا يؤمنوا حتى يروا العذاب الأليم
> Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih.”
(QS. Yunus: 88)

Dengan metode ini, Rasulullah saw. menunjukkan bahwa perbedaan kepribadian bukanlah hambatan dalam perjuangan Islam. Beliau mengarahkan kedua sahabat ini untuk memanfaatkan karakter unik mereka sesuai dengan kebutuhan dakwah.

Wassalam,
Kompleks GPM, 25 Januari 2024