QS. Al Hasyr 19 :
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada DIRI mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang jahat.” Ayat ini telah menjelaskan begitu "pentingnya DIRI", begitu "berharganya DIRI", begitu "mahalnya DIRI," sehingga DIRI itu oleh Allàh dijadikan "jaminan bernilai tinggi" yang nilainya itu dipadankan dengan Allàh itu sendiri.
Selama ini banyak pencari Allàh hanya berfokus kepada Allàh yang belum nyata, padahal DIA telah nyata senyata-nyatanya dari dahulu sampai sekarang dan sampai nanti, karena Allàh itu Wajibul Wujud.
Sementara DIRI (mu) itu nyata senyata-nyatanya, tapi diabaikan sejadi-jadinya seperti sesuatu yang tidak nyata, bahkan "kata" DIRI dalam sebuah kalimat HANYA difahami sebagai suatu penyebutan semata-mata. Itulah kelalaian kebanyak salik bahkan juga pada guru2 yang tanggung.
QS. At Taubah 128 :
لَقَدْ جَآءَكُمْرَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌعَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ Sungguh, telah datang kepadamu rasul dari DIRI mu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.
Ayat tersebut mengkonfirmasi kepada kita bahwa DIRI "sangatlah penting, berharga, dan bahkan sebagai jaminan keselamatan".
Kenapa menjadi penting, karena daripadanya rasul (Muhammad) itu datang, karena daripadanya rahasia Allàh telah disembunyikan, ia sebagai kotak pandora pada setiap manusia. Jika DIRI dikenal dan kemudian dimiliki, maka badan jasmani akan termuliakan, sebagaimana selembar kertas koran, digunakan sebagai sampul "kitab" qur'an, maka kertas koran itu akan dimuliakan karena ia menempel (membungkus) kitab qur'an. Ia diciumi bukan karena ia mau diciumi, tapi karena memuliakan kitab qur'an dan menciumi qur'an, tapi yang kena ciumnya adalah kertas koran tersebut. Begitupun DIRI yang harus dikenal dan dimiliki, sehingga jasmani sebagai pembungkus DIRI akan dimuliakan karena DIRI itu semata.
QS. Az zariyat 21 :
وَفِىۡۤ اَنۡفُسِكُمۡؕ اَفَلَا تُبۡصِرُوۡنَ
"dan pada DIRI-mu sendiri, apakah kamu tidak memperhatikan"
QS. At Tahrim 6 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
"Hai orang-orang yang beriman, "peliharalah DIRI kamu" dan keluargamu dari api neraka"
DIRI adalah AMANAH pada jasmani manusia, amanah itu telah ditawarkan kepada langit, gunung, bumi, tapi semuanya menolak karena khawatir tidak dapat mengembankan AMANAH itu, tapi manusia telah ketiban AMANAH tersebut, hanya saja manusia itu dhalim lagi bodoh, karena jasmaninya telah membawa DIRI-nya, tapi terlalaikan karena bodohnya tidak berilmu tentang DIRI itu sendiri, bahkan sibuk dengan macam2 kisah berkisah panjang lebar.
QS. Al-Ahzab Ayat 72 :
إِنَّا عَرَضْنَا ٱلْأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا ٱلْإِنسَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh".
Sesungguhnya yang disebut AMANAH itu adalah DIRI-mu sendiri, bukan badan-mu ❗, dia adalah satu2nya yang bernilai maha besar pada jasmani-mu.
Maka kenalilah ia sehingga ia bertubadil IA.
Sesungguhnya AMANAH yang ketempatan pada DIRI-mu adalah MUHAMMAD semata, karena Muhammad itulah satu2nya tujuan-mu, bahkan ALLAH pun telah mengajak malaikat2 shallu 'alà nabì (bermaksud) kepada nabi (Muhammad).
Tanpa disadari secara keilmuan, sesungguhnya Muhammad begitu penting bagi Allàh dan malaikat2-Nya, lalu bagaimana dengan-mu dihai manusia ❓.
Pada kitab Maulid Diba-i dikatakan :
قِيْلَ مَنْ يَكْفُلُ هذِهِ الدُّرَّةَ الْيَتِيْمَةَ ۞ الَّتِيْ لَا تُوْجَدُ لَهَا قِيْمَةٌ ۞ قَالَتِ الطُّيُوْرُ نَحْنُ نَكْفُلُهُ وَنَغْتَنِمُ هِمَّتَهُ الْعَظِيْمَةَ ۞ قَالَتِ الْوُحُوْشُ نَحْنُ أَوْلٰى بِذٰلِكَ لِكَيْ نَنَالَ شَرَفَهُ وَتَعْظِيْمَهُ ۞ قِيْلَ يَا مَعْشَرَ الْأُمَمِ اسْكُنُوْا فَإِنَّ اللّٰهَ قَدْ حَكَمَ فِيْ سَابِقِ حِكْمَتِهِ الْقَدِيْمَةِ ۞ بِأَنَّ نَبِيَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكُوْنُ رَضِيْعًا لِحَلِيْمَةِ الْحَلِيْمَةِ
1. Ditanya, "Siapakah yang mau mengasuh (merawat) permata yatim (Muhammad) ini. 2. yang mana tiada ditemui baginya harga ?" (harganya tidak ternilai) 3. Burung-burung menjawab : "Kami akan mengasuhnya dan memperoleh himmahnya yang agung". 4. Hewan-hewan buas menjawab : "Kami lebih berhak untuk mengasuhnya agar kami memperoleh kemuliaan dan keagungannya (kehormatannya)". 5. Dikatakan (oleh Allàh) : "Wahai golongan umat, DIAM ❗, karena sesungguhnya Allah telah menetapkan di dalam kebijaksanaan-Nya yang terdahulu yang bersifat qodim 6. bahwa Nabi Muhammad SAW akan disusui (diasuh) Lihalimatal halimah (oleh orang yang sabar lagi lembut hatinya".
Siapakah kita yang akan menyusui Muhammad pada puting hakikatul insan ❓
Sesungguhnya DIRI-mu adalah MUHAMMAD yang indah mempesona serta tak ternilai pentingnya, tapi kebanyakan manusia itu "dhalim lagi bodoh" banget, ia lalai tapi disangka tau, ia lupa tapi disangka ingat, ia sedang merugi tapi disangkanya untung.
Carilah DIRI-mu agar engkau terselamati dari kemarahan-Nya.
Jangan karena lalai-mu kau rubah kasih sayang-Nya menjadi cambukan munkar wa nakir di liang lahat-mu.
Ikatkanlah jasmani-mu kepada DIRI yang telah diagungkan Allàh itu, sehingga saat ruh pergi dari-mu, ia tidak tinggalkan jasmani-mu terbujur kaku, malainkan dibawanya serta kedalam keabadian-Nya.
Là haula walà quwwata illa bilahil 'aliyul 'adhìm.