Gambar MENGUKUR DIRI

MENGUKUR DIRI

Di dalam kitab An-Nawadir, sebuah kisah dikisahkan:

Suatu ketika seorang ahli ibadah sedang melaksanakan shalat. Ketika dia sampai pada firman Allah “Iyaka na'budu” (Hanya kepada-Mu kami menyembah), tiba-tiba tebersit dalam benaknya bahwa dia adalah ahli ibadah sejati. Namun, dia kemudian mendengar suara dari dalam batinnya, “Engkau berdusta! Engkau beribadah hanya karena makhluk.”

Akhirnya ia bertobat, lalu memutuskan untuk mengasingkan diri dan menjauhi orang-orang. 

Setelah itu, dia melaksanakan shalat lagi. Ketika dia sampai pada lafal “Iyyaka na'budu” (Hanya kepada-Mu kami menyembah), tiba-tiba kembali muncul seruan dari dalam batinnya, “Engkau berdusta! Engkau beribadah hanya karena istrimu.”

Setelah itu, dia melaksanakan shalat lagi. Ketika dia sampai pada kalimat “Iyyaka na'budu” (Hanya kepada-Mu kami me- nyembah), tiba-tiba dirinya diseru lagi, “Engkau berdusta! Engkau beribadah hanya karena harta bendamu.”

Mendengar hal itu, dia pun menyedekahkan seluruh harta yang ia miliki. 

Setelah itu, dia melaksanakan shalat lagi. Ketika dia sampai pada lafaz “Iyyaka na'budu” (Hanya kepada-Mu kami menyembah), terdengarlah sebuah seruan, “Engkau berdusta! Engkau beribadah hanya karena pakaianmu.”

Dia pun memutuskan untuk menyedekahkan semua pakaiannya, kecuali pakaian yang tengah ia kenakan. 

Setelah itu, dia melaksanakan shalat lagi. Ketika dia gampai pada bacaan “Iyyaka na'budu” (Hanya kepada-Mu kami menyembah), dia mendengar seruan, "Engkau berkata jujur! Kini engkau termasuk ahli ibadah sejati.”