Mendengar pengajian malam ini, bahwa Gurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle saja meminta kita untuk mengingatnya, terutama di saat menghadapi masalah; dan juga ingat pesan sang Kakek ketika melepas cucunya untuk pergi menuntut ilmu; mengingatkanku akan tulisan Kang Maman di bawah ini:
Seketika kurindukan hadirmu, Rasulullah, Muhammad Saw:
Kala ditanya misi kerasulannya, pilihan kalimatnya sungguh sudah mengandung akhlak mulia. Ia tak katakan akhlak sebelumnya jelek, hancur dan biadab (apalagi kemudian bebas mencaci makinya, “Tidak. Lelaki itu mengaku datang, untuk MENYEMPURNAKAN akhlak yang MULIA, akhlak yang LUHUR, dan kemudian membuktikan dirinya pantas menjadi uswatun-hasanah, contoh yang patut diteladani.
Lelaki yang bersabda,
Aku diutus (Allah) bukan untuk melaknat. Tetapi untuk menebar rahmat.
Lelaki yang memberi nasihat, Jangan marah! jangan marah! jangan marah!
Lelaki yang melarang menebang pohon yang tengah berbuah. Lelaki yang melarang, dalam peperangan sekali pun, membunuh anak, perempuan, dan orang tua. Lelaki yang tidak pernah sedikit pun protes pada pembantunya di rumah.
Lelaki penuh cinta yang mengajarkan kita selalu berbuat adil meski terhadap orang yang tidak kita suka. Lelaki rendah hati yang melarang kita merusak kehormatan sesama, lelaki juga perempuan, dengan fitnah, ghibah dan kebohongan.
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela." (tersurat dalam OS. al-Humazah: 1)
“Yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fimah." (QS. a-Qalam: 11)
Muslim, kata Rasul, adalah seseorang yang orang lain selamat dari (gangguan) lidah dan tangannya. Selamat dari omongan/cuitan/postingan dan tindakannya Lelaki yang mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada tetangga, meski tak seiman dengan kita,
Lelaki yang melarang kita memaki Tuhan - dan sesembahan agama lain.
Mengingatmu Rasulullah, mengingatkanku pada Islam rahmatan lil alamin, yang membuat semua nyaman dan aman, bukan menebar ketakutan dan melecehkan.
Ah, teringat lagi sabdamu,
“Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berkatalah yang baik atau lebih baik diamlah." (HR. Bukhari-Muslim)
Sungguh, . mengingatmu Rasul, meyakinkanku sepenuh hati: Islam itu damai.