{ كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُوا۟ مَا لَا تَفۡعَلُونَ }
Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. [Surat Ash-Shaf: 2, 3]
Boleh jadi, ini sesuatu yang kita anggap remeh. Dalam khazanah cerita para sufi, dtemukan cerita berikut:
Nasruddin, seorang guru sufi, sedang bekerja sebagai hakim lokal. Seorang wanita menemuinya bersama seorang putranya. Ia mengeluhkan bahwa putranya memiliki kegemaran memakan gula-gula, yang sulit dikendalikan. Ia meminta Nasruddin untuk mengatakan pada putranya agar berhenti memakan gula-gula selamanya. Nasruddin mengangguk dengan bijak, lalu menyuruhnya untuk kembali dalam dua minggu.
Ketika mereka kembali, ia hanya berkata kepada anak lelaki tersebut, "Nak, aku menyuruhmu untuk berhenti memakan gula-gula!"
Sang ibu bertanya, "Mengapa Anda membuat kami menunggu selama dua minggu? Tidak bisakah Anda mengatakan hal tersebut kepada putra saya ketika kami pertama kali mendatangi Anda?"
Nasruddin menjawab, Tidak, saya tidak mungkin mengatakan hal tersebut kepada putra Anda dua minggu lalu."
"Mengapa?" tanya sang ibu.
"Pertama," jawab Nasruddin, "Saya harus terlebih dahulu berhenti memakan gula-gula."
Di Barat, kita telah sangat terbiasa belajar dan berbicara tanpa mengerjakannya. Cerita ini tampak menggelikan, tapi kitalah sesungguhnya yang patut ditertawakan. Menurut Hazrat Inayat Khan, "Bukan hanya pisau yang punya daya taji, tapi kata- kata juga". Nasanga toMandar "taniai tu'u sanngga' kowi pamoso, tapi kata-kata juga pamoso" (maaf, ungkapan ini tidak lagi diterjemahkan karena tidak tahu terjemahan yang tepat dari "pamoso"