Gambar MEMBUAT LUPA, SENJATA AMPUH SETAN


Dam orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atan menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetabui (Ali Imran: 135)

 Tatkala ayat ini diturunkan (yang menyatakan bahwa mereka bertobat dan tobatnya diterima di sisi Allah), iblis merasa khawatir lalu pergi ke gunung Tsaur (gunung tertinggi di Mekah). Di situ, ia berteriak dengan suara paling lantang untuk memanggil dan mengumpulkan para sahabat dan anak-anaknya. Setelah berkumpul, mereka menanyakan alasan seruan itu. 
 Ia menjawab, “Telah turun sebuah ayat (berkenaan dengan tobat, yang mana itu akar membuat semua usaha yang kita lakukan sis-sia belaka), Siapakah di antara kalian yang memiliki usul dan jalan keluar untuk mengatasi persoalan ini?”

Salah seorang dari mereka berkata, “Saya akan mengajak manusia melakukan dosa ini dan itu, sehingga pengaruh ayat tersebut akan berkurang.” Namun iblis menolak usul tersebut. Setan Jain juga mengusulkan hal yang sama. Namun iblis lagi-lagi menolaknya. Setan ketiga, keempat, dan seterusnya memberi usulan, namun kembali ditolak oleh iblis.

Sampai akhirnya setan yang amat berpengalaman bernama al was-was al-khannas datang dan berkata, “Saya akan mengatasi kesulitan ini.” Iblis bertanya, "Bagaimana caranya?” Alkhannas menjawab, "Aku akan memberi janji-janji dan angan-angan kepada mereka sehingga mereka tercemari dosa, kemudian aku membuat mereka lupa beristigfar (maksudnya, membuatnya lupa dan menjauhkan manusia dari keinginan bertobat.”

Dalam hal ini, iblis menerima pendapat dan usulan tersebut, dan berkata, “Tugas ini untukmu.” Dan tugas inipun dilaksanakan akhannas sampai hari kiamat. 

Di sini perlu diperhatikan bahwa kata “al-was was berarti “pembisik”, sedangkan kata “hannas” berarti lari dan bersembunyi. Ini mengingat setan akan lari bersembunyi tatkala nama Allah disebut-sebut. Dikutip dari buku Cerita-cerita Hikmah karya Muhammad Muhammadi..