Suatu hari Rasulullah saw., didatangi oleh seorang pengemis. Pengemis tersebut meminta belas kasih dari Rasulullah saw. Sang pengemis diberi beberapa keping dirham oleh Rasulullah saw.
Beberapa waktu kemudian, sang pengemis kembali mendatangi Rasulullah saw., dan kembali meminta untuk diberi beberapa dirham untuk kebutuhan sehari- hari, Rasulullah kembali memberikan apa yang diminta oleh sang pengemis.
Beberapa waktu kemudian, untuk ketiga kalinya, Rasulullah saw., didatangi oleh sang pengemis untuk meminta kemurah hatian Rasulullah saw. Pada kedatangan sang pengemis ketika kalinya, Rasulullah saw., tidak memberi beberapa dirham kepada sang pengemis namun, Rasulullah menghadiahkan sebilah kapak kepada sang pengemis. Setelah kapak diserahkan,"Rasulullah saw., berkata,"Bawa kapak ini dan pergilah ke hutan untuk mencari kayu bakar. Kayu bakar yang sudah dipotong dikumpulkan dan bawalah ke pasar untuk dijual".
Dalam kisah lain, Rasulullah saw., agak prihatin dengan kondisi yang dialami oleh salah seorang sahabat beliau, tSa'labah. Tsa'labah adalah salah seorang sahabat yang hidupnya cukup memprihatinkam. Bagaimana tidak, setiap kali usai melaksanakan shalat berjamaah, Tsalabah tidak sempat berdoa dan harus bergegas ke rumah agar sarung yang dikenakannya dapat dipakai oleh sang istri.
Rasulullah saw., menghadiahi Tsalabah sepasang domba, jantan dan betina. Dari kedua ekor domba tersebut, berkas kerja kerasnya, Tsalabah kemudian mampu menjadi salah seorang konglomerat. Hanya saja setelah berubah menjadi salah seorang yang memiliki banyak uang, Tsalabah cukup sibuk dan tidak sempat lagi untuk melangkahkan kaki ke masjid.
Parahnya lagi, ketika Rasulullah saw., berkunjung ke rumah Tsa'labah, Tsa'labah agaknya merasa berat hati dengan menghidangkan seekor serigala kepada Rasulullah saw. Atas izin Allah swt., serigala yang telah disembelih dan sudah dimasak, tiba- tiba hidup kembali dan memakan seluruh domba milik Tsa'labah. Dalam waktu singkat seluruh kekayaan Tsa'labah ludes. Naudzzu bi Allahi min dzalik.
Dua kisah di atas, mengajarkan kepada kita semua. 1. Kita dianjurkan banyak memberi kepada kaum dhuafa 2. Pemberian kita tidak selamanya berupa materi, tetapi upaya dan usaha agar mereka mampu bekerja dan berkreasi, 3. Ketika mereka sudah kaya, tetap diingatkan agar tetap melihat ke bawah dan tidak lupa banyak bersyukur kepada Allah swt.
Ramadhan adalah ladang amal, semakin banyak kita berbuat baik, semakin berlimpah pahala yang diberikan oleh Allah swt.
Allah A'lam bi al- shawab Al-Markaz al-Islamy, subuh 29 Maret 2023