Di padang pasir yang luas membara, seorang musafir kehausan, nyaris putus asa. Ia temukan pompa tua penuh karat, didorongnya kuat, namun tak keluar setetes pun harapan.
Lalu ia lihat kendi berisi air tertutup rapi, di sampingnya pesan tertulis hati-hati: “Gunakan air ini untuk menghidupkan pompa, dan isi kembali kendi setelah kau puas menikmatinya.”
Bimbang musafir itu sejenak berpikir, “Bagaimana jika pompa tak memberi air? Jika kuhabiskan air ini, aku masih bisa bertahan, tapi jika kubuang dan gagal, bisa mati di padang tandus ini.”
Namun ia percaya dan memilih harapan, mengisi pompa, lalu memompa dengan iman. Air pun memancar, menyegarkan jiwa, ia minum, menyimpan, dan mengisi kendi seperti sedia kala.
Ia pun menulis catatan sederhana: “Jika kau percaya dan memberi, engkau akan menerima lebih dari yang kau bagi.”
Pesan pun terpatri di akhir kisah ini: Memberi adalah menerima—begitulah janji Ilahi. “Jika kamu berbuat baik, maka untuk dirimu sendiri, dan jika berbuat jahat, engkau pula yang merugi.” (QS al-Isra’: 7)
Wasalam, Kompleks GPM, 4 Mei 20205