Al-Syibli menceritakan hikayat itu: Aku melihat seorang laki-Iaki dikelilingi oleh orang banyak dan anak anak kecil melemparinya dengan batu hingga membuat wajah dan kepalanya berdaah Kusingkirkan orang orang dari laki-laki itu Ialu mereka berujar, "Ia kafir: Ia mengaku melihat Allah Ta'ala." Aku lalu maju menghampirinya dan kudapat ia berbicara kepada dirinya sendiri, tertawa, dan berkata, “Ini adalah keindahan dari-Mu, Kau kuasakan anak-anak kecil itu berbuat begini kepadaku?
Lelaki ini tidak melihat orang-orang yang mengerumuninya dan tidak melihat anak-anak kecil itu serta tidak melihat batu-batu yang mereka lontarkan kepadanya dan tidak melihat luka-luka yang bercucuran darah di wajah serta kepalanya. Ia tidak melihat selain Allah, sehingga ia pun berbiacara kepada-Nya sambil tertawa, “Ini adalah keindahan dari-Mu, Kaukuasakan anak-anak kecil itu berbuat begini kepadaku."
Hikayat ini masih berlanjut, Al-Syiblt melanjutkan:
Aku pun bertanya kepadanya, “Apakah benar apa yang dikatakan oleh anak-anak kecil itu?”
Ia balik bertanya, "Apa itu?”
Kukatakan, “Bahwa engkau melihat Tuhanmu”
Ia lalu berteriak, “Aduh untuk kalbu-kalbu yang tidak mengenal Tuhan mereka! Mahabenarlah Dia Yang telah menghilangkan akalku dengan cinta-Nya serta membuatku tergila-gila di antara cinta Nya dan kedekatan-Nya. Andai Dia terhijab sekejap saja dariku, niscaya diriku terpotong-potong karena sakitnya perpisahan.”
la kemudian berpaling seraya berujar, "Khayalan-Mu di anganku dan sebutan-Mu di mulutku” Dikutip dari kitab Min Ma'arif al-Sadah al-Sufiyyah karya Muhammad Khalid Tsabit