Bila dilanda cinta, orang tentunya siap melakukan saja untuk mendapatkan orang yang dicintainya. Jan kan harta benda, nyawa sekalipun (katanya, sing direlakannya. Contohnya Nabi Adam a.s. untuk nan patkan Ibu Hawa, manusia pertama itu rela Memertaruhkan nyawanya. Begini ceritanya;
Ketika pertama kali Bapak Adam a.s. melihat ibu Hawa, Allah Swt. meniupkan angin cinta di hati bapak moyang manusia itu. Dia pun merasa tertarik kepada ibu Hawa. “Ya Allah. Kawinkanlah aku dengannya!” pinta Nabi Adam kepada Allah.
“Bayar dulu maskawinnya!” kata Allah.
“Apa maskawinnya?”
“Shalawat untuk Muhammad seratus kali dalam saty napas.” Hah, shalawat seratus kali dalam satu napas? Bisa mati di tengah jalan nih. Tetapi namanya cinta, ya harus dilawan. Soal mati di tengah jalan atau di pinggir jalan,
itu belakangan. Yang penting, coba dulu. Mulailah Nabi Adam bershalawat. Satu, dua, tiga, dan seterusnya. Ketika sampai 70 kali, napas Nabi Adam terputus. Waduh, bisa-bisa gagal nih. "Tidak apa--apa", kata Allah SWT." Itu namanya uangmuka, sisanya yang tiga puluh namanya pelunasan." Untung ada dispensasi. Karenanya, disunnahkan membayar maskawin dua pertiga lebih dahulu, sepertiganya kemudian. Atau separuhnya dulu, separuhnya kemudian." Dikutip dari buku Biarkan Hatimu Tertawa, karya Moh Fathor Rois..