Gambar MANUSIA PALING DURHAKA DAN PALING BERBAKTI


Apa yang kau gendong dengan keranjang itu?" Tanya si badui.

Di dalam bukunya, Al-Mahasin wa Al-Masawi' (hal. 235), Al. Baihaqi menyebutkan kisah perihal anak yang paling durhaka dan paling berbakti kepada orang tuanya. Al-Baihaqi menyebutkan sebuah riwayat dari Al-Ashma'i bahwa ia berkata, *“Seorang Arab Badui menuturkan kepadaku, suatu hari aku meninggalkan kampung halamanku untuk mencari seorang yang paling durhaka dan seseorang yang paling berbakti kepada orang tuanya. Aku sudah berkeliling dari satu kampung ke kampung berikutnya hingga aku bertemu dengan seseorang yang sudah tua, di lehernya terlilit seutas tali, ia minta minum dengan ember karena kehausan yang tidak mampu ditanggung oleh seekor unta. Lelaki tua ini berada di tengah-tengah padang pasir dalam cuaca yang sangat panas. Sementara itu, di belakangnya 
ada seorang pemuda yang memegang cemeti, berkali-kali ia memukulkannya ke tubuh lelaki tua itu hingga nampak luka-luka pada punggungnya. 

Seketika itu aku berkata, “Nak, tidak takutkah kamu kepada Allah menyiksa bapak yang tua renta ini? Apakah seutas tali yang mengikat lehernya belum cukup menjadi hukuman baginya, Sehingga kamu harus memukulnya?" 

Pemuda itu menjawab, "Ayahku memang harus seperti ini!”

Aku berkata, “Semoga Allah tidak membalasmu kebaikan.”

Pemuda itu menjawab, "Diam! Tidak usah ikut campur. Begitulah ayahku memperlakukan kakekku. Begitu juga kakekku memperlakukan buyutku"

Aku pun bergumam, "Inilah manusia yang paling durhaka."

Betapa buruknya kedurhakaan yang diperbuat pemuda jahat itu sehingga ia tega mengikat leher ayahnya dengan seutas tali dan memukuli punggungnya dengan cemeti. Jelas pemuda ini merugi dunia dan akhirat. Demikianlah balasan yang dipeti, seorang ayah yang durhaka kepada ayahnya. Pasti anaknya pun akan memetik hasil yang sama. Barang siapa menggali lubang, ia sendiri terperosok ke dalamnya. Ia tidak bisa lari dari hukuman.

Al-Ashma'i kemudian melanjutkan kisah yang dituturkan oleh si Badui tersebut, “Setelah itu aku berkeliling kampung lagi, hingga bertemu dengan seorang pemuda yang di lehernya bergantung keranjang. Di dalamnya ada orang tua bagaikan anak burung dalam sangkarnya. Dia sengaja membawa ayahnya yang sudah tua ini dengan cara menggendongnya sehingga setiap saat sang ayah ingin buang air, di situlah ditunaikan hajatnya bagaikan anak burung yang berak di tempatnya.
Karena kagum, aku bertanya, “Apa yang kau gendong dengan keranjang itu?” 

“Ini ayahku, dia sudah tua, maka akulah yang harus merawat dan menanggungnya." Jawabnya. 

Aku bergumam, “Inilah orang Arab yang paling berbakti kepada orang tuanya.”

Aku kemudian pulang dan telah melihat orang yang paling durhaka, dan orang yang paling berbakti kepada orang tuanya. Kisah ini selesai sampai di sini. 

Sungguh, pemuda ini telah berbakti kepada orang tua dan berkorban sangat besar. Pengorbanan yang tidak ada bandingannya. Dia merawat, memenuhi kebutuhannya, dan berbakti kepadanya, sekalipun usianya masih muda. Ini merupakan contoh dalam berbuat baik dan berbakti kepada orang tua. Tentu dia akan mendapatkan pahala di dunia dan di akhirat. Allah Ta'ala tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan. 

Sekarang bagaimana denganmu, sudahkah kamu berbakti kepada kedua orang tuamu?

Sungguh benar, apa Nabi Sabdakan,

{بُرُّوا آبَاءَكُمْ تَبُرَّكُمْ أَبْنَاؤُكُمْ}.

Artinya: “Berbuat baiklah kepada orang tua-orang tua kalian maka anak-anak kalian akan berbuat baik kepada kalian,"