Gambar MAKNA LETTERLEIT ATAU BUKAN?

Waktu masih kuliah di Jakarta, saya pernah pulang ke Makassar naik kapal laut lewat (transit) Semarang dan transit di Balikpapan. Di Balikpapan waktu transit sekitar 4 jam, kami kemudian jalan-jalan di sekitar pelabuhannya. Terus ada seseorang yang menegur, "pak..pak, minta sedikit tanahnya..." kami semua melongo, (paling tidak, saya dan isteri saling melihat), meski kemudian tahu, apa maksudnya. Apa maksudnya "minta tanah" itu? Tentu kalau dipahami secara letteleit, "minta tanah" (memberikan segenggam tanah) akan salah. Orang-orang setempat sangat tahu dan terbiasa dengan bahasa-bahasa seperti ini. Teks-teks keagamaan pun ada bahasa yang seperti ini, akan keliru kalau dipahami letterleit. Makanya, kita harus dan perlu  banyak membaca (bertanya), paling tidak kepada para ulama.

Kami pernah ngaji Kitab Riyadus Shalihin di Jakarta Timur kepada seorang ulama, Habib Hamid al-Attas (Sayye' Kami'). Orang Pambusuang sangat tahu dan mengenal ulama besar dan masyhur ini. Kebetulan di kitab itu, terbaca "bahwa sebelum makan," kita harus "berwudhu" dulu." Nah, orang yang masih sedikit bacaannya, boleh jadi akan memahami secara letterleit isi kitab itu, padahal maksudnya, kata Habib Hamid yang pastinya sudah membaca semua kitab  syarahannya, "berwudhu" di situ maksudnya adalah "mencuci tangan" 

Sungguh ulama Ushul telah membahas dan memberikan istilah-istilah yang beragam atas masalah ini, bukan malah "berlindung di balik" bahwa agama tidak membahas ini, seperti ada istilah qaul qadim dan qaul jadid atas sikon yang berbeda dari Imam Syafi'i, dan sebagainya..
Wallahu a'lam