Waktu kecil dulu saya suka mengumpulkan berbagai mainan kesayangan seperti: kelereng, wayang-wayang, tentara-tentara, pesawat kecil, pedang-pedang, topeng, uang mainan dan karet-karet. Mainan-mainan itu saya koleksi dan simpan di lemari. Mainan itu dikeluarkan dan dimainkan saat musimnya. Biasalah anak kecil pasti suka mainan anak-anak.
Ketika dewasa ternyata mainan anak-anak itu tidak lagi menarik, tidak berharga dan sudah tercecer hilang entah dimana. Saya tidak simpan baik-baik lagi, karena tidak dibutuhkan lagi sekarang.
Usia bertambah, mainan berganti. Seperti waktu kecil dulu, orang dewasa juga punya mainan sendiri. Orang dewasa pada sibuk mengumpulkan "mainan-mainan" seperti harta, rumah, uang, mobil, jabatan, ketenaran, ilmu, skill, dan gelar. Dikejar, dikumpulkan dan dijaga sepenuh waktu.
Waktu berputar cepat. Orang-orang terus bertumbuh dalam waktu menuju puncak usia atau titik akhir kehidupan. Al-Quran mengingatkan: Demi waktu, orang-orang pada merugi kecuali beriman dan beramal shalih, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Saya pun bertanya: apakah segala "mainan orang dewasa" yang dikumpulkan saat ini betul-betul bermanfaat dan dibutuhkan di masa-masa selanjutnya setelah dunia berakhir? Saat manusia kembali menghadap Tuhan? Shallallahu ala muhammad sallallahu alaihi wasallam. Wallahu a'lam... (MAA)