Marhaban ya Ramadhan, kini senja Sya'ban telah berganti petang menjadi bulan berkat.
Awal Ramadhan sudah resmi menampakkan diri. Pemerintah, NU, Muhammadiyah serentak memulai 1 Ramadhan pada hari yg sama.
Kalau ada yg berbeda itu bukan gol. NU, bukan Muhammadiyah, tapi gol. MUHAMMADONG!
Terima kasih ya Rabbi Engkau mempertemukan kembali bulan istimewa yang amat didambakan varian umat & lintas generasi.
Marhaban ya Ramadhan, kehadiranmu langit menjadi bersih nan cerah. Udara bumi cenderawasih mulai dingin sejuk, dan rasa sukaria yang tak bisa terucap oleh lisan2 Muslim Papua. Selain luapan syukur penuh ikram serta adagium terima kasih penuh cita rasa.
Kini, Engkau hadir merubah segalanya: menukar kesalehan individual menjadi kesalehan sosial setelah sebelas bulan tak bertemu jauharmu.
Marhaban ya Ramadan, ku rindu hadirmu dalam tiap doaku. Sungguh, rinduku padamu tak terkira, seperti tanah-tanah tandus merindukan hujan. Bagai pohon rindang merindukan angin. Laksana daun merindukan butiran embun pagi.
Alhamdulillah, Engkau sudah hadir langsung menyuplai pupuk penyubur tanaman pahala yang mendulang nan menggunung.
Diantara Engkau dan aku kembali bersua, memadu rinai dg senyum badarmu penuh rahmat.
Marhaban ya Ramadhan, wujudmu pun aku umpamakan sebuah musim gugur telah tiba, musim yang ditandai dengan gugurnya buah-buah pepohonan menyembul dari tangkainya, berserakan di hamparan waktu.
Begitulah gatramu, Engkau hadir bagai memasuki musim gugur. Berjatuhannya buah-buah ‘Rahmat’ dan ‘Rahim’ ke halaman distrik-distrik Mukminin, yang bisa dipetik dan dipungut hanyalah para shaimun & shaimat, yaitu orang-orang beriman yang menjalankan ibadah puasa.
Puasa perdana ini, korps Muslimin Papua mulai antusias saling merapatkan barisan. Mereka berjabat tangan erat redakan kobaran api di kepala sambil menjahit kembali benang ukhuwah Islamiyah.
Jiwa raga mereka lamat-lamat memancarkan aura kasih nurani SI PAKARIO-RIO NA SI PAMMASE-MASE.
Menggembirakan sekali, Bani Muslim Papua sedang membaur sinar kemuliaan di bulan pahala.
Para Insan Muttaqin sedang menjaring daun-daun ‘Rahmat’ dan ‘Rahim’ yang jatuh berhamburan.