"Husni Djamaluddin Menurut Pandangan Seorang Sahabat dan Murid"
Puisi ini lahir dari kenangan Prof. Ahmad M. Sewang pada masa kebersamaan dengan almarhum Husni Djamaluddin antara tahun 1979–1982 di Makassar. Perpindahan tempat tinggal dari Jalan Mappanyukki ke Jalan Maipa menjadi awal perjumpaan yang mengikat dua pribadi ini. Momen tersebut dianggap sebagai episode berharga yang sarat pelajaran hidup, sehingga Prof. Ahmad memutuskan untuk mengabadikannya atas izin putri almarhum, Yuyun Yundini Husni Djamaluddin. Bukan biografi lengkap, melainkan catatan hangat seorang sahabat yang setia mendampingi dalam kurun waktu tertentu. Sesungguhnya tahun ini telah saya terbitkan buku yang sama dalam bentuk prosa. Tetapi pada cetakan kedua tahun ini diubah dalam bentuk puisi. Kemudian diberi nilai tambah lagi dengan menuliskan latar belakang sejarah atau seperti asbab alwurud setiap Nabi menyampaikan hadisnya.
HUSNI DJAMALUDDIN
MENURUT PANDANGAN SEORANG SAHABAT DAN MURID
(Puisi oleh Ahmad M. Sewang)
Di lorong waktu tahun tujuh puluh sembilan,
aku pindah langkah dari Mappanyukki
ke Maipa yang sunyi dan bersahabat.
Di sanalah takdir mempertemukan
seorang guru, seorang sahabat,
yang kelak menorehkan cahaya
di halaman hidupku.
Tiga tahun bukan sekadar hitungan hari,
ia adalah mutiara yang tak rela
kubiar terbenam dalam lupa.
Atas restu putrinya, Yuyun Yundini,
aku ikat kembali kenangan itu
dengan benang kata,
agar angin tak meniupnya pergi.
Pertemuan demi pertemuan,
kadang di ruang sederhana,
kadang di masjid tempat doa bersemi,
membentuk sebuah kisah
yang bukan biografi lengkap,
bukan pula catatan dingin,
melainkan album kenangan
seorang sahabat yang setia menjaga
nyala pertemuan yang pernah ada.
Wassalan,
Kompleks GFM, 7 agustus 2025