Janganlah kaujadikan penyusahan dan pemaksaan sebagai jalarnmu untuk meluruskan nafsumu, Tetapi, jadikanlah kecerdikan dan kecerdasan sebagai jalannya.
Mereka telah banyak bicara tentang nafsu dan telah peringatkan agar tidak tercengkeram oleh cakar-cakarnya. Salah seorang mereka menulis kepada temannya “Semoga Allah tidak membuatmu mengecap nafsumu, karena jika engkau telah merasakannya, en tidak akan merasakan kebaikan setelah itu selamanya”
Nafsu adalah rintangan yang menghalangi di antara kita dan Tuhan kita! Rasulullah saw. telah mengajari kita untuk meminta pertolongan Allah terhadap nafsu dan meminta pertindungan kepada-Nya dari keburukan nafsu. Beliau saw. berkata dalam doa beliau: “... dan sesungguhnya jika Engkau menyerahkanku kepada nafsuku, Engkau menyerahkanku kepada kelemahan, cela, dosa, serta kesalahan”
Para tokoh sufi—para ulama tentang nafsu—juga telah menyampaikan peringatan tentang sikap melawan nafsu.
Mereka mengatakan, "Barang siapa melawan nafsu, nafsu akan mengalahkannya, dan barang siapa menanganinya dengan cerdik, nafsu akan patuh kepadanya"
Syekh Abul-Sa'id bin Abul-'Asyair bertutur: Wajiblah atas salik untuk tidak bersibuk secara total dengan melawan nafsu. Sungguh orang yang sibuk melawan nafsu akan dihentikan oleh nafsu, sebagaimana orang yang mengabaikan nafsu akan ditunggangi oleh nafsu. Tetapi, hendaklah salik memperdayai nafsu dengan memberinya kenyamanan tanpa kenyamanan kemudian terus mengurangi itu. Barang siapa melawan nafsu dan menjadi musuh nafsu, nafsu akan menyibukkannya, sedangkan barang siapa menangani nafsu dengan tipu muslihat, nafsu akan menurutinya. Dikutip dari kitab Min Ma'arif al-Sadah al-Sufiyyah karya Syekh Muhammad Khalid Tsabit...