Gambar KHAZANAH SEJARAH: SUDAH JATUH DITIMPA TANGGA PULA, ITULAH NASIB YANG MENIMPA IRJEN FERDY SAMBO

Pepatah di atas sedang dialami seorang yang pernah menikmati jabatan tinggi di kepolisian, akibat ulahnya sendiri, Akhirnya, beberapa tinda pidana yang tersimpan rapi datang satu persatu. 

Mulanya, Ferdy Sambo menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri sejak 16 November 2020. Secara umum, Divisi Propam memiliki dua tugas, yaitu:
1. Membina dan menyelenggarakan fungsi pertanggungjawaban profesi dan pengamanan internal termasuk penegakan disiplin dan ketertiban di lingkungan Polri.
2. Pelayanan pengaduan masyarakat tentang adanya penyimpangan tindakan anggota/PNS.

Sementara itu diberikan lagi jabatan baru berupa Kepala Satuan Tugas Khusus (Kasatgassus) Merah Putih. Satgasus Merah Putih adalah jabatan non-struktural di kepolisian. Satuan tugas ini dibentuk pada 2017 oleh Jenderal Tito Karnavian selaku Kapolri saat itu. Hingga akhirnya pda 1 Juli 2022, beberapa urusan yang ditangani oleh Satgassus tersebut adalah perkara psikotropika, narkotika, pencucian uang, tindak pidana korupsi, serta perihal Informasi dan Transaksi Elektronik atau ITE. Dengan dua  jabatan di atas,  "Irjen Ferdy Sambo  ditakuti temannya sendiri di kepolisian, termasuk bintang tiga," kata Mahfidz MD, Menko Polhukam (CNN Indonesia.com). Bahkan menurut IPW Sambo ditengarai masih bisa intervensi atas kasus yang dihadapi, sekalipun sudah ditahan.

Karena itu banyak yang menyayangkan, bahwa kenapa tugas Satgasus tersebut non struktural yang tidak terpantau PPATK, sehingga dicurigai terjadinya penyelewengan. Isu harta kekayaan Ferdy Sambo, seperti dimuat di Pikran Rakyat, mencapai Rp 900 miliar salah satunya disebarkan oleh akun Twitter @hafuza_syakir. Akun itu menuliskan Rp900 miliar Ferdy Sambo disimpan di rumahnya di Jalan Bangka XI A No.7, Pela Mampang, Jakarta Selatan. Selain itu ada pula ditemukan bunker di dalamnya.

"Rumah Sambo yg di Jl. bangka ini luar biasa mewahnya. Coba bandingkan dengan anggota Polri lain yg sama pangkatnya, apakah sanggup mempunyai rumah semewah ini?

Namun, pangkat dan pendapatan sedemikian tinggi, menjadi tidak ada artinya, setelah harus mengakhiri kariernya dalam tahanan akibat tindak pidana pembunuhan bawahannya sendiri. Belum lagi menyusul isu negatif yang aneka macam muncul satu persatu. Diibaratkan orang bijaksana, "Sudah jatuh tertimpa tangga pula". Banyak cemohan tertuju pada Ferdy Sambo, seperti,
1. Merekayasa peristiwa,
2. Menyembunyikan fakta,
3. Membuat alibi baru.

Dari sini muncul banyak isu lain, sekalipun masih memerlukan investigasi lebih lanjut, seperti permintaan evaluasi ulang pembunuhan enam laskar HRS di km 50 sebab pembunuhan Brigadir J modusnya sama,  isterinya pun mendapat hukuman tindak pidana yang sama dengan Sambo yang merencanakan pembunuhan, melakukan pencurian uang di rekening Brigadir J tiga hari setelah tiga hari setelah tewas ditembak, menyampaikan kebohongan baru dengan merekayasa tempat kejadian pemerkosaan, awalnya di Duren Tiga kemudian dipindahkan ke Magelang. Namun sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya, seperti pesan orang tua bijak. Jika mengikuti berita, maka setiap hari ada saja muncul satu persatu kekurangan Irjen Ferdy Sambo. Itulah yang dimaksud judul di atas, "

Wasalam,
Makassar, 22 Agustus 2022 M/24 Muharram 1444 H