Salah seorang ahli ihadah telah beribadah kepada Allah selama seratus tahun di tempat ibadahnya. Namun, setan kemudian datang menggodanya sehingga dia meninggalkan tempat ibadahnya dan pergi ke suatu daerah untuk mengunjungi para kerabat dan teman-tamannya, Salah seorang temannya yang merasa kasihan kepadanya mempersilakannya untuk singgah di rumahnya serta berjanji atas nama Allah untuk membantu kesulitannya, yaitu memberinya tempat tinggal selama tujuh bulan.
Pada suatu malam, ahli ibadah itu tidur. Ketika waktu sahur tiba, mendadak dia menjerit keras dan mengagetkan sehingga membuat si empunya rumah terkejut dan terbangun.
Si pemilik rumah bertanya kepada si ahli ibadah, “Ada apa denganmu?” Ahli ibadah itu menjawab, “Tolong nyalakan lampu.”
Si pemilik rumah pun segera menyalakan lampu.
Ahli ibadah itu lantas bercerita, “Ketika aku tidur tadi, aku melihat ada seorang pemuda berwajah rupawan dan ber, pakaian bersih berkata kepadaku, *“Aku Rasulullah. Aib apakah yang kaulihat dari Allah dan Rasul-Nya sehingga engkau Ineninggalkan ibadah menyembah-Nya? Kembalilah ke tempat ibadahrnu sebelum engkau mati.”
Pada malam itu juga ahli ibadah itu keluar. Ia terus berjalan mengarungi padang pasir dan hanya minum air hujan dan Makan daun-daun pepohonan.
Dia berkata, “Wahai Tuhanku, badanku tercela, hatiku lara, dan lisanku mengakui dosa. Ampunilah aku, wahai yang Maha Mengampuni dosa-dosa, yang Maha Menutupi aib, yang Maha Mengetahui segala yang gaib.”
Ketika sudah dekat dengan tempat ibadahnya, tepat ketika ia hendak masuk dengan melangkahkan satu kaki, tiba-tiba dia melihat selarik tulisan. Larik tulisan itu terdiri atas lima baris kalimat.
Lalu, ia membaca tulisan itu.
Engkau bertawakal, Aku cukupi. Engkau lebih mementingkan yang lain daripada-Ku, Aku tinggalkan engkau. Engkau menghadap kepada-Ku, Aku terima engkau. Engkau tinggalkan segala dosa, Aku mengampuni semuanya untukmu dan Aku rahmati engkau. Engkau mendambakan apa yang ada pada-Ku, Aku berikan itu kepadamu. Dikutip dari kitab An-Nawadir karya Syekh Syihabddin Al-Qalyubi