Pada hari yang penuh keberkahan, di bawah naungan rahmat Allah, bumi kehilangan salah satu penghuninya yang mulia, sementara langit menyambutnya dengan gemuruh tasbih para malaikat. Drs. Mirsan Tahir, Kepala Sub Bagian Administrasi Umum dan Keuangan Fakultas Sains dan Teknologi, UINAM meninggalkan dunia ini pada hari Jumat, hari yang dipilih Allah untuk menjadi saksi atas kebaikan hamba-hamba-Nya.
Jumat kemarin, di penghujung hayatnya, Pak Mirsan masih memenuhi waktunya dengan amal-amal yang menjadi kesaksiannya di hadapan Rabb-nya. Ia berdiri kokoh di Masjid Agung Sultan Alauddin, menyeru umat untuk shalat melalui lantunan adzan yang merdu, memanggil hati yang lalai untuk menghadap kepada Allah. Bahkan, di sela-sela kesibukannya, ia menyentuh kotak amal, menghitungnya dengan penuh kehati-hatian dan keikhlasan, seolah ingin memastikan setiap sen digunakan untuk kebaikan. Sungguh, ia tak menginginkan sorotan dunia. “Jangan difoto,” katanya lirih, menghindar dari riya, memilih hanya Allah yang menyaksikan.
Pak Mirsan adalah sosok yang sederhana, begitu ramah, dan selalu menyejukkan siapa saja yang berinteraksi dengannya. Kata-katanya lembut, penuh hikmah, dan mampu menenangkan jiwa yang gelisah. Senyum tipisnya, yang menjadi ciri khas, adalah pelipur lara bagi siapa saja yang bertemu dengannya. Ia adalah cerminan seorang hamba Allah yang tawadhu, rendah hati, dan penuh keikhlasan.
Teman-teman sekantor, tetangga, bahkan mereka yang hanya mengenalnya sepintas, bersaksi atas akhlak mulianya. Pak Mirsan tak punya musuh, tak pernah terdengar celaan keluar dari lisannya, dan tak pernah berhenti membantu siapa pun yang membutuhkan. Di antara tugas-tugasnya yang begitu banyak, ia masih menyempatkan diri untuk aktif dalam kegiatan ibadah dan sosial, tak pernah absen memperjuangkan kebaikan. Ia adalah pekerja keras yang selalu maksimal dalam menjalankan amanahnya, penuh dedikasi, dan disiplin tanpa cela.
Perhatian Pak Mirsan kepada keluarganya pun tak pernah surut. Ia adalah seorang ayah, suami, dan tetangga yang peduli, selalu hadir dengan senyum dan sapaan hangat, bahkan kepada mereka yang tak dikenalnya. Setiap langkahnya adalah doa, setiap perbuatannya adalah amal jariyah yang tak terputus.
Kini, ia telah pergi, meninggalkan dunia yang fana ini dengan nama harum yang akan terus dikenang. Tapi kepergiannya bukanlah akhir; itu hanyalah awal dari pertemuannya dengan Allah, Sang Maha Rahman. Kami percaya, Pak Mirsan telah menukar kesederhanaannya di dunia dengan kemasyhuran di langit. Amal-amalnya yang tulus, senyum dan sapaan ramahnya, serta keikhlasannya yang tak pernah pudar telah mencatat namanya di Arsy Allah.
Selamat jalan, Pak Drs. Mirsan Tahir. Doa kami menyertai setiap langkahmu di alam barzakh. Semoga kuburanmu menjadi taman surga, tempat istirahatmu dipenuhi cahaya, dan surga Firdaus menjadi tempat tinggalmu yang abadi. Engkau adalah pria sederhana di bumi, tetapi masyhur di langit. Namamu akan terus terukir indah dalam hati kami dan catatan malaikat.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ