Gambar ”KESERAKAHAN: Di Balik Nafsu Rakus yang Tak Pernah Kenyang”


Pernahkah engkau merasa memiliki segalanya, namun jiwamu tetap kosong?


Pernahkah engkau kejar dunia siang dan malam, tapi hatimu tetap gelisah tak berkesudahan?


Dan pernahkah engkau menatap harta yang menumpuk di sudut rumahmu, lalu bertanya diam-diam dalam dada: “Untuk apa semua ini, jika aku masih merasa kurang dan takut kehilangan?”


Wahai jiwa yang gelisah,

Tidakkah engkau sadar bahwa bukan sedikitnya harta yang membuatmu merana,melainkan karena hatimu tak pernah merasa cukup?

قال الإمام الشافعي رحمه الله:

"القناعة مال لا ينفد."

"Qana’ah (merasa cukup) adalah kekayaan yang tidak akan pernah habis."


Rakus: Nafsu yang Tak Mengenal Istirahat


Rakus (الحرص) bukan sekadar lapar perut, tetapi nafsu tamak dari hati yang belum terdidik.


Ia seperti api yang membakar tanpa pernah padam. Tak mengenal henti. Tak kenal puas.


Nabi  SAW. telah mengabarkan:

"لو كان لابن آدم واديان من مال لابتغى وادياً ثالثاً، ولا يملأ جوف ابن آدم إلا التراب، ويتوب الله على من تاب."

(رواه البخاري ومسلم)

“Seandainya anak Adam memiliki dua lembah harta, ia pasti akan menginginkan lembah yang ketiga. Dan tidak ada yang bisa memenuhi perut anak Adam kecuali tanah. Dan Allah menerima taubat siapa saja yang bertaubat.”


Sifat ini sangat licik, ia berkamuflase sebagai ambisi, menyamar menjadi cita-cita, bahkan berlindung di balik semangat kerja keras. Padahal ia mengikis syukur, menebar resah, dan menghapus nikmat.


Keserakahan: Jebakan Dunia yang Menyilaukan


Keserakahan (الطمع) adalah kelanjutan dari rakus. Ia menghalalkan segala cara demi memperbanyak dunia.

Ia mengajari lidah berdusta, tangan mengambil yang haram, dan hati menyimpan dengki pada nikmat orang lain.


Allah SWT. berfirman:

"كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ، وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ"

(سورة القيامة: 20–21)

“Sekali-kali tidak! Bahkan kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia, dan meninggalkan (urusan) akhirat.”


Dan dalam ayat lain:

"وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا"

(سورة الفجر: 20)

“Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.”


Ibnu Qudamah berkata:

قال ابن قدامة رحمه الله:

"الطمع فقر، واليأس غنى، والقناعة كنز لا يفنى."

"Tamak itu kefakiran, putus harapan dari makhluk adalah kekayaan, dan qana’ah adalah harta yang tidak pernah habis."


Langkah Kembali: Jalan Menuju Kedamaian


Untuk menyembuhkan hati dari penyakit ini, kuncinya adalah qana’ah, wara’, syukur, dan ingat akhirat.

"ليس الغنى عن كثرة العرض، ولكن الغنى غنى النفس."

(رواه البخاري ومسلم)

“Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan sejati adalah kaya hati.”


Qana’ah adalah benteng yang menjaga dari kerakusan. Wara’ adalah lentera yang membimbing di lorong gelap syahwat. Syukur adalah tongkat Musa yang membelah samudra ujian.


Allah SWT. berfirman:

"لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ"

(سورة إبراهيم: 7)

“Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.”


Renungan: Siapa Kita di Hadapan Dunia?


Apalah arti rumah besar jika jiwa sempit?

Apalah makna kendaraan mewah jika hati gersang?

Apalah gunanya harta yang menumpuk, jika doa sulit naik ke langit dan tangis pun terasa hambar?

قال علي بن أبي طالب رضي الله عنه:

"الدنيا دار ممرّ لا دار مقرّ، والناس فيها رجلان: رجل باع نفسه فأوبقها، ورجل ابتاع نفسه فأعتقها."

“Dunia adalah tempat lewat, bukan tempat tinggal. Manusia di dalamnya terbagi dua: ada yang menjual dirinya dan mencelakakannya, ada yang menebus dirinya dan membebaskannya.”


Ayo Kembali Pulang


Mari kita tinggalkan obsesi terhadap yang tak pernah cukup. Mari kita bangun kembali istana qana’ah dalam jiwa, dan hiasi hidup dengan rasa cukup dan ridha pada ketetapan-Nya.

قال الحسن البصري رحمه الله:

"ما طمع أحدٌ في الدنيا إلا ذلّ."

“Siapa yang tamak terhadap dunia, pasti akan terhina.”


Dan pada akhirnya Marilah kita berdoa:

اللهم اجعلنا من عبادك القنوعين، الطاهرين القلوب، الزاهدين في الدنيا، الطامعين في الآخرة، ونجّنا من الحرصوالطمع.امين


"Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang memiliki sifat qana’ah (merasa cukup), yang bersih hatinya, yang zuhud terhadap dunia, dan yang berambisi terhadap akhirat. Selamatkanlah kami dari sifat rakus dan tamak. Aamiin."

#Wallahu A’lam Bishasawab