Gus Baha' memang fenomenal. Kadang dakwahnya diiringi bahasa Jawa, tapi tak mengapa. Karena ia juga diiringi terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Karena sifatnya yang menantang seperti ini, juga tak mudah ditebak arahnya, saya jadi suka mengikutinya.

Beliau tak menganjurkan orang-orang untuk menafsirkan agama sesuka hatinya, selain karena agama harus mengikuti sanad, agama Islam juga disebutnya sangat mudah dipahami. Karenanya tak perlu menemukan penafsiran yang jelimet tentang kebenaran ajaran-ajaran Islam. Kebenaran dalam Islam tampak sangat jelas, lebih jelas dari matahari di siang hari.

Gus Baha kemudian menjelaskan bahwa ciri utama kebenaran haruslah mudah dipahami, baik oleh orang pintar maupun oleh anak kecil yang tak berpengalaman. Beliau mencontohkan kisah Rasulullah ketika menjelaskan konsep keesaan Tuhan (tauhid) dalam Islam kepada orang-orang Arab non-muslim. Kala itu, orang-orang Arab yang terbiasa mengimani keberadaan Tuhan yang banyak sulit menerima konsep keesaan Tuhan; bahwa Tuhan tidak bersekutu dan tak beranak pinak, nyatanya Rasul mampu menjelaskan konsep ini dengan sangat sederhana.

Rasul kala itu hanya mengajukan pertanyaan, "Lebih enak mana pembantu yang punya satu majikan atau banyak majikan?"

Orang-orang Arab itu menjawab lebih enak pembantu dengan satu majikan; perintahnya tidak banyak. Rasul lalu menimpali, "Begitu juga dengan Tuhan. Tuhan itu majikan kita. Kalau majikan kita ada banyak, repot kita." Jawaban ini menghentak keyakinan orang-orang Arab dan seketika itu banyak dari mereka yang langsung beriman kepada Allah Swt.

Kisah di atas menunjukkan bahwa kebenaran konsep tauhid dapat ditunjukkan dengan cara-cara yang sama sekali tidak sulit, tidak pula berbelit-belit. Bagi Gus Baha, kebenaran memang harus sangat mudah dipahami sehingga orang tidak perlu memperdebatkannya. Kebenaran 1+1=2.

Di lain kesempatan, Gus Baha mencontohkan Semua orang, tak peduli anak kecil maupun profesor sekalipun, pasti setuju bahwa satu ditambah satu adalah dua. Tidak ada orang yang tertarik memperdebatkan kebenaran ini karena sifatnya sudah sangat jelas. Saking jelasnya, anak-anak kecil pun paham kenapa 1+1=2. Begitu pula dengan kebenaran ajaran agama; ia jelas dan sangat mudah dipahami.